Mantan Wapres Sudan Selatan Riek Machar hari Kamis (19/12) mengimbau digulingkannya Presiden Salva Kiir, sementara ketegangan dan kekerasan berlanjut di sana.
Mantan Wakil Presiden Sudan Selatan Riek Machar memberitahu Radio France Internationale hari Kamis (19/12) bahwa dia ingin melihat “revolusi istana” di mana militer menggulingkan kepala negara.
Kiir telah menuduh Machar melancarkan upaya kudeta awal pekan ini dengan menyerang sebuah markas besar angkatan darat di ibukota, Juba. Pertempuran itu memicu kekerasan yang menurut pemerintah telah menewaskan sekitar 500 orang dan melukai 700 lainnya.
Hari Kamis, pemerintah mengatakan tentara yang memberontak telah merebut kota Bor, di sebelah utara Juba.
Pemerintah berkeras pihaknya sepenuhnya menguasai Juba, dan mengatakan bandara telah dibuka kembali dan bahwa kementrian-kementrian pemerintah tetap beroperasi.
Namun, kedutaan Amerika tetap menyediakan pesawat evakuasi bagi para warga Amerika yang ingin meninggalkan negara itu.
Para pengamat telah menyampaikan keprihatinan bahwa konflik antara Machar, dari kelompok etnik Nuer, dan Kiir, seorang Dinka, bisa memicu kekerasan kesukuan yang sudah memang kronis di Sudan Selatan.
Kiir telah menuduh Machar melancarkan upaya kudeta awal pekan ini dengan menyerang sebuah markas besar angkatan darat di ibukota, Juba. Pertempuran itu memicu kekerasan yang menurut pemerintah telah menewaskan sekitar 500 orang dan melukai 700 lainnya.
Hari Kamis, pemerintah mengatakan tentara yang memberontak telah merebut kota Bor, di sebelah utara Juba.
Pemerintah berkeras pihaknya sepenuhnya menguasai Juba, dan mengatakan bandara telah dibuka kembali dan bahwa kementrian-kementrian pemerintah tetap beroperasi.
Namun, kedutaan Amerika tetap menyediakan pesawat evakuasi bagi para warga Amerika yang ingin meninggalkan negara itu.
Para pengamat telah menyampaikan keprihatinan bahwa konflik antara Machar, dari kelompok etnik Nuer, dan Kiir, seorang Dinka, bisa memicu kekerasan kesukuan yang sudah memang kronis di Sudan Selatan.