Warga Amerika yang Terjebak di Haiti Akhirnya Tiba di Tanah Air

Penumpang yang bernama Gisela Sanchez dan Sael Sayago berjalan dari konter tiket Delta di Bandara Internasional Salt Lake City Selasa, 7 April 2020, di Salt Lake City, dalam ilustrasi. (Foto: AP)

Bandara internasional utama di Haiti, Toussaint Louverture, saat ini ditutup untuk seluruh penerbangan non-lokal. Namun maskapai penerbangan Amerika JetBlue mendarat akhir pekan lalu untuk menerbangkan warga dan penduduk tetap Amerika keluar dari negara itu. Mereka terjebak di Haiti setelah pemerintah menutup bandara itu pada 16 Maret sebagai bagian dari upaya mencegah merebaknya virus corona.

Kedutaan Besar Amerika di Port-au-Prince mengumumkan penerbangan yang telah disetujui oleh pejabat-pejabat urusan penerbangan Haiti dan Amerika itu melalui Twitter. “JetBlue Airways telah diijinkan mengoperasikan sebuah pesawat dari Port-au-Prince ke Fort Lauderdale, Florida, pada Sabtu 18 April.”

Secara bersamaan sebuah cuitan yang diunggah dalam bahasa Kreol menyarankan warga AS yang ingin kembali ke tanah air untuk segera membeli tiket. Kedutaan itu mengatakan tidak tahu apakah akan ada penerbangan lain setelah tanggal 18 April.

Sekitar 100 penumpang naik pesawat ke Fort Lauderdale, Florida, Sabtu lalu (18/4). “Kami tidak takut. Kami tahu apa yang harus dilakukan, kami tahu bagaimana melindungi diri kami,” ujar seorang penumpang laki-laki yang mengenakan masker berwarna hitam kepada VOA. “Kami tahu kami harus meletakkan sepatu di luar rumah, mencuci tangan, mencuci pakaian yang kami kenakan dan menggunakan masker.”

BACA JUGA: Dugaan Kasus Virus Corona Baru di Haiti Utara, Picu Kepanikan

“Semua milik saya ada di Amerika,” ujar seorang penumpang lain yang mengenakan kos putih dan scarf hitam di lehernya.

Sebagian penumpang lainnya mengatakan kepada VOA, mereka memutuskan keluar dari Haiti bukan karena takut terjangkit Covid-19, tetapi karena ada hal-hal penting yang harus diselesaikan. Lainnya mengatakan keluarga mereka meminta agar segera kembali ke Amerika.

Menurut pernyataan pers yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Haiti, hingga 20 April lalu, ada 57 kasus virus corona di Haiti, termasuk tiga korban meninggal dunia.

Kedutaan Amerika di Haiti hari Senin (20/4) mengumumkan lewat Twitter bahwa pesawat milik Haiti, Sunrise Airways, akan mengoperasikan penerbangan dari Cape Haitian di bagian utara, ke ibukota Port-au-Prince, tetapi “saat ini belum ada konfirmasi tentang penerbangan komersil lain dari Haiti ke Amerika.” [em/ft]