Kajian Pew Research Center menunjukkan jumlah pemilih AS keturunan Asia dalam pilpres kali ini dua juta lebih banyak dibandingkan saat Joe Biden dan Donald Trump bersaing pertama kalinya empat tahun yang lalu.
Aktivis pemilu dari komunitas Asian Pacific Islander American Vote, Christine Chen, mengatakan peningkatan tersebut membuat mereka menjadi kekuatan suara yang dapat menjadi pembeda antara Biden dan Trump dalam pemilihan yang ketat, termasuk di negara bagian Arizona, Georgia, dan Nevada.
“Saat tim kampanye mencari suara tambahan karena pemilu dimenangkan dengan selisih tipis, mereka benar-benar perlu melirik pemilih Asia-Amerika, karena pada tahun 2020, lebih dari 21 persen pemilih kami baru memilih pertama kalinya. Jadi kami sangat antusias,” katanya.
Apa yang dicari oleh para pemilih Asia-Amerika dalam diri seorang presiden? VOA bertanya kepada beberapa di antara mereka.
“Bagi saya, saya menginginkan energi positif dari seorang presiden, yang bisa berpikir dengan baik, membuat keputusan yang tepat dan tidak hanya menunggu staf di sekelilingnya (membuat keputusan untuknya),” jelas Samnang Khoeum.
“Bagi saya, tidak masalah dengan usia. Selama mereka dapat melakukan pekerjaan dan membantu semua warga negara untuk mendapatkan yang lebih baik, pekerjaan yang baik, kesempatan bisnis yang baik, mencoba melindungi kita dari perang. Saya rasa itu adalah yang utama bagi semua orang," komentar Hangkannha DeSalvo.
Your browser doesn’t support HTML5
Sophia Oumret, mengatakan, “Saya ingin melihat lebih banyak orang yang lebih muda memegang kuasa, karena mereka punya lebih banyak waktu, (dan) terutama, mereka lebih kuat. Bukan berarti (orang) yang lebih tua tidak bisa, tetapi inilah saatnya bagi generasi baru.”
“Saya benar-benar merasa bahwa semua yang ingin bertarung memperebutkan kursi kepresidenan saat ini ,harusnya adalah generasi baru. Saya serius,” sebut Natalie Vu.
Berdasarkan hasil jajak pendapat Associated Press akhir tahun lalu, para pemilih Asia-Amerika, Kepulauan Pasifik, dan penduduk asli Hawaii sangat peduli dengan isu ekonomi dan kebijakan luar negeri, di mana sekitar tiga dari sepuluh orang mengatakan bahwa prioritas mereka adalah inflasi dan imigrasi.
“Saya pikir ini lebih pada soal imigrasi, karena saya telah melihat banyak komunitas Asia yang dideportasi kembali ke Kamboja. Jadi saya ingin tahun lebih lanjut soal isu imigrasi. Apa yang dapat kita lakukan di sini untuk membantu orang-orang terkait imigrasi,” kata Sichan Southimath.
“Isu-isu tentang layanan kesehatan, imigrasi, sangat penting bagi saya—termasuk hak pilih, dan memastikan bahwa pemilu tidak diutak-atik dan semuanya sah,” jelas Xavier Eang Lee.
“Tiga isu yang penting bagi saya adalah imigrasi, ekonomi, dan perang di Ukraina dan Israel, serta potensi eskalasi konflik di Timur Tengah," komentar Soben Pin.
Pemilih Amerika keturunan Asia menjadi faktor penting dalam pemilihan sela (pemungutan suara untuk memilih anggota Kongres AS) di negara bagian Pennsylvania dua tahun lalu, dan diperkirakan akan menjadi fokus bagi kedua kandidat presiden AS di negara bagian kunci dalam pemilihan presiden bulan November nanti. [br/em]