Warga AS Mantan Kombatan ISIS Terdampar di Perbatasan Yunani-Turki

Kombatan asing ISIS (kedua dari kanan) berbicara kepada seorang wartawan setelah dia menyerahkan diri ke pasukan pemerintah di distrik Darzab, di Provinsi Jawzjan, utara Kabul, Afghanistan, 1 Agustus 2018.

Seorang warga negara Amerika Serikat yang dituduh telah menjadi pemberontak ISIS kini terdampar di suatu wilayah tidak bertuan, di antara perbatasan Turki dan Yunani, setelah dideportasi dari Turki.

Kantor berita Turki, Demiroren, telah mengidentifikasi laki-laki itu sebagai Muhammed Darwis B, seorang pembangkang Yordania yang menjadi warga negara Amerika.

Pejabat-pejabat Turki mengatakan kepada AFP bahwa Darwis menolak dipulangkan ke Amerika, dan meminta agar dikirim ke Yunani. Namun otorita berwenang di Yunani menolak menerimanya.

Presiden Pusat Analisis Terorisme di Perancis, Jean Charles Brisard, mencuit sebuah video dari media lokal Turki yang tampaknya menunjukkan seorang laki-laki yang tidak diketahui identitasnya, mengenakan pakaian hitam dan melambaikan tangan ke arah kamera. Ia berdiri tepat di luar perbatasan Turki.

“Seorang jihadis Amerika yang diusir Turki ke Yunani, benar-benar terdampar di zona penyangga yang memisahkan kedua negara setelah Yunani menolaknya memasuki negara itu,” cuit Brisard.

Darwis dideportasi pada Senin (11/11), sebagaimana halnya seorang warga negara Belanda lainnya. Belum diketahui apa yang terjadi dengan pelatih asal Belanda itu.

Deportasi itu terjadi hanya beberapa minggu setelah Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan Turki “bukan hotel” bagi kombatan ISIS. Pejabat-pejabat Turki telah mengecam Barat karena menolak menerima kembali warga negara mereka yang sebelumnya bergabung dengan ISIS untuk memperjuangkan pembentukan kekhalifahan di sebagian Irak dan Suriah.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika hari Senin mengatakan pihaknya “mengetahui adanya laporan penahanan seorang warga Amerika oleh otoritas Turki. Tetapi karena pertimbangan privasi, kami tidak akan berkomentar lebih jauh.”

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan sekitar 2.500 kombatan ISIS kini berada di rumah-rumah tahanan Turki. [em/pp]