Tingkat kepuasan atau dukungan publik kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mencapai 41 persen selama beberapa hari terakhir, hampir menyentuh level terendah selama menjabat. Namun, angka itu hanya naik tipis setelah negosiasi menegangkan dengan para legislator dari Faksi Republik mengenai kenaikan plafon utang pemerintah.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos, yang dilaksanakan selama empat hari dan berakhir Senin (5/6), menunjukkan popularitas Biden naik sedikit dari bulan lalu. Dalam jajak pendapat bulan lalu, 40 persen responden mengatakan mereka puas dengan kinerja Biden sejak menjabat pada Januari 2021. Jajak pendapat itu punya batas galat tiga poin persentase.
Ekonomi masih menjadi kekhawatiran utama di tengah tingginya laju inflasi dan upaya bank sentral menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan kenaikan harga. Akibat kenaikan suku bunga, pinjaman rumah dan mobil menjadi lebih mahal.
Biden, yang diusung Partai Demokrat, mencapai kesepakatan dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kevin McCarthy, dari Partai Republik, untuk menahan plafon pinjaman federal menyusul negosiasi yang berlangsung berminggu-minggu. Kesepakatan itu menghindarkan AS dari bencana keuangan yang berpotensi terjadi jika Pemerintah AS terpaksa menghentikan pembayaran tagihan-tagihannya.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan hanya 27 persen warga AS yang puas dengan cara McCarthy menjalan tugasnya.
Sekitar 56 persen dari responden mendukung pengiriman tambahan senjata dan bantuan keuangan AS untuk Ukraina dalam perang melawan invasi pasukan Rusia. Angka itu masih sama dengan jajak pendapat pada Februari.
Namun, persetujuan itu tidak terbagi rata antara pendukung dua partai politik itu. Sekitar 73 persen pendukung Partai Demokrat mendukung pengiriman lebih banyak bantun, dibandingkan 44 persen suara dari Partai Republik.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos mengumpulkan respons dari 1.056 orang dewasa menggunakan sampel perwakilan secara nasional. [ft]