Warga AS Resah, Marah dengan Penghentian Operasi Pemerintah

Para pengunjung menuju Pulau Liberty di New York, yang termasuk salah satu tempat wisata milik pemerintah yang ditutup mulai Selasa (1/10) karena penghentian operasi pemerintah. (Foto: Dok)

Warga merasa jengkel kepada para wakil rakyat yang mereka pilih karena tidak dapat bekerja sama dan hanya akan membuat pembayar pajak semakin terbebani.
Dari Pulau Liberty di New York sampai Taman Nasional Denali di Alaska, pemerintah AS menutup pintunya seiring perseteruan sengit yang membuat ratusan ribu pegawai federal tidak dapat bekerja dan menghentikan semua layanan pemerintahan kecuali yang kritis, untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun.

Setelah Kongres melewatkan tenggat waktu meloloskan undang-undang anggaran Senin tengah malam (30/9), para warga Amerika ragu mereka masih bisa menerima layanan pemerintah, mulai dari pinjaman pembelian rumah sampai bantuan makanan untuk anak-anak dan perempuan hamil.

Bagi banyak pegawai pemerintah federal, penghentian operasi mulai Selasa berarti mereka tidak mendapat bayaran karena dipaksa cuti tanpa gaji. Bagi mereka yang masih bekerja, hal itu berarti keterlambatan penerimaan gaji.

Penjaga taman dan calon ayah Darquez Smith mengatakan ia sudah hidup dari gaji ke gaji sambil kuliah.

"Banyak yang harus saya bayar saat ini – uang sekolah, anak, tagihan-tagihan,” ujar Smith, 23, penjaga di Taman Sejarah Nasional Penerbangan Dayton di Ohio. “Saya bingung dan menunggu seperti orang lain.”

Dampak penghentian ini beragam, ada yang langsung merasakannya, ada juga yang tidak, beberapa kesal namun yang lain biasa saja.

Di negara bagian Colorado, tempat banjir menewaskan delapan orang awal bulan ini, dana darurat untuk membantu membangun rumah dan tempat usaha terus mengalir, namun cuti tanpa gaji yang dihadapi pekerja federal membuatnya melambat.

Para tentara yang membangun kembali jalan-jalan yang dirusak banjir akan dibayar tepat waktu, bersamaan dengan personel militer aktif lainnya, berkat undang-undang yang diloloskan sebelum penghentian operasi. Manfaat jaminan sosial dan medis, layanan veteran dan pengiriman surat juga tidak terimbas.

Lembaga-lembaga lain terpukul lebih keras – hampir 3.000 inspektur keselamatan pada Kantor Administrasi Penerbangan Federal harus cuti tanpa gaji, begitu juga dengan sebagian besar pegawai Badan Keselamatan Transportasi Nasional, termasuk penyelidik kecelakaan pesawat terbang, kereta api, ledakan pipa dan kecelakaan lainnya.

Sebagian besar NASA ditutup, kecuali Pengendalian Misi di Houston, dan taman-taman nasional serta museum-museum Smithsonian serta Kebun Binatang Nasional. Bahkan kandang panda yang populer tampak gelap, ditutup pertama kalinya sejak anak panda lahir di sana pada 23 Agustus.

Pada Senin, para pengunjung taman-taman yang populer menyuarakan rasa frustrasi mereka pada pejabat yang mereka pilih.

“Hal ini tidak ada manfaatnya sama sekali,” ujar Chris Fahl, seorang turis dari Roanoke, Indiana, yang mengunjungi Taman Historis Nasional Tempat Kelahiran Abraham Lincoln di Hodgenville, Kentucky.

“Para pembayar pajak hanya akan semakin terbebani.”

Emily Enfinger, yang mengunjungi Patung Liberty, mengatakan para politisi perlu menemukan cara untuk bekerja bersama.

“Kedua belah pihak harus mau berkompromi. Saya kecil hati melihat mereka sepertinya tidak mau melakukannya,” ujarnya. “Mereka tidak melakukan tugasnya menurut saya.”

Joe Wentz, seorang pensiunan pegawai federal dari Lebanon, Virginia, mengunjungi San Francisco dengan istrinya, dan mereka telah membeli tiket untuk mengunjungi Alcatraz pada Kamis, jika tempat itu buka.

Wentz mengatakan ia frustrasi karena beberapa politisi menggunakan anggaran untuk mendorong perubahan dalam Undang-Undang Layanan Terjangkau.

"Telah lama kami merasa jijik karena mereka tidak dapat bekerja sama,” ujarnya.

Penghentian operasi ini membingungkan turis asing seperti Marlena Knight asal Australia. Ia bingung dengan kebuntuan proses di Kongres akibat sistem layanan kesehatan nasional, sebuah layanan wajib di negaranya.

“Kami tidak dapat membayangkan jika tidak ada sistem kesehatan nasional,” ujarnya saat mengunjungi Taman Nasional di Philadelphia.

“Saya tidak percaya sebuah negara bisa berhenti beroperasi karena sesuatu seperti sistem kesehatan nasional. Sangat aneh, sebagai orang Australia, namun hal ini juga sangat menarik.”

Dengan ketidakjelasan anggaran, bahkan program-program yang tidak terimbas langsung dapat kehabisan dana.

Barbara Haxton, direktur eksekutif sebuah asosiasi pendidikan di Ohio, mengatakan bahwa program-program pembelajaran prasekolah yang dikelola lembaganya dapat terancam jika penghentian operasi berlangsung lebih dari dua minggu. Pemotongan anggaran otomatis pada Maret sudah mengakibatkan 3.000 anak kehilangan akses terhadap layanan dan ada konsekuensi-konsekuensi mengerikan lainnya jika kebuntuan anggaran terus berlangsung.

"Ini bukan sekedar layanan biasa. Anak-anak ini termiskin di antara yang miskin,” ujar Haxton. “Dan para anggota Kongres masih menerima gaji mereka. Gaji mereka tidak distop dan asuransi kesehatan mereka tidak berhenti.” (AP/Deepti Hajela)