Kafe-kafe di dalam dan di sekitar kota kecil Miami di Oklahoma bergerak bersama-sama dalam membantu mengatasi pandemi. Di dalam kafe masing-masing tersedia "dinding tanda terima." Pada dinding itu tertera berbagai kuitansi makanan yang sudah dibayar, namun tidak diambil.
Orang yang membutuhkan makanan bisa datang ke kafe, memilih makanan yang disukai sesuai dengan yang tertera pada kuitansi yang sudah dibayarkan, menyerahkannya kepada pelayan, duduk, dan menikmati makanannya. Tidak akan ada orang yang memperhatikan, tidak ada yang memandang remeh, dan tidak akan ada yang bertanya.
Ide makanan gratis yang tersebar dari satu restoran ke restoran lain muncul beberapa bulan lalu. Pengunjung membayar makanan untuk dinikmati pengunjung lain yang membutuhkan. Ide itu lalu diadopsi kafe-kafe di Miami (my-AM-uh), kota berpenduduk sekitar 13.000. Tunawisma atau mereka yang kesulitan dalam pandemi ini, memanfaatkan makanan tersebut.
BACA JUGA: Krisis Kelaparan di Amerika?Jennifer White lahir dan besar di Miami. Ia memiliki restoran hot dog The Dawg House, yang baru ia buka September lalu, langkah berani di tengah pandemi. Dialah yang pertama kali menyediakan “dinding tanda terima”. Dalam delapan jam, dinding itu penuh kuitansi makanan yang dibayar untuk pengunjung lain. Sejauh ini, pelanggan The Dawg House telah menyediakan lebih dari 600 makanan.
"Ada keluarga yang datang dan menikmati makanan itu. Ada tunawisma yang datang dan menikmatinya. Yang datang ke sini sangat beragam. Mereka hanya hendak menyantap makanan segar dan hangat sampai mereka punya uang lagi."
Your browser doesn’t support HTML5
Lasay Castellano, mahasiswi perawat yang baru-baru ini keluar dari pekerjaannya sebagai manajer Zack's Cafe, terinspirasi oleh apa yang dilakukan Dawg House. Restoran tempatnya bekerja, juga di Miami, kini melayani sekitar 600 orang setiap hari. Selama dua bulan ini, ia mencatat kuitansi-kuitansi itu.
"Saya tahu bahwa orang-orang akan bersedia membantu dan saya tahu bahwa ini akan sangat membantu di sini."
Castellano menggambarkan apa yang terjadi itu sebagai mengharukan dan juga bisa menguras air mata. Ia menambahkan, "Kita ingin menyangkal bahwa ini benar-benar terjadi tetapi ini memang terjadi. Terkadang sangat sulit melihat kenyataan ini." [ka/jm]