Warga di sebuah desa terpencil Indonesia mengeluarkan isi perut seekor harimau Sumatera yang terancam punah, lalu menggantung kucing besar itu di langit-langit setelah harimau tersebut menerkam dua orang warga setempat, kata seorang pejabat pelestarian, Senin (5/3).
Konflik manusia-binatang sering terjadi di nusantara luas Asia Tenggara ini, terutama di daerah-daerah di mana hutan ditebangi untuk perkebunan kelapa sawit. Ini menghancurkan habitat sehingga satwa liar terpaksa sering berada dekat manusia.
Warga desa Hutapangan di Sumatera Utara semula mengira harimau itu mahluk halus, jadi mereka mengikutinya ke hutan, kata pejabat tadi.
Harimau yang terlihat sekitar desa tersebut sejak bulan lalu, menerkam dua orang dari kelompok yang mengikutinya hari Minggu (4/3), sehingga kedua warga desa itu luka parah.
Mereka kemudian mengumumkan rencana untuk membunuh binatang tersebut, walaupun pejabat pelestarian sudah memperingatkan agar jangan menyakiti satwa yang terancam punah itu.
Baca juga: Harimau Sumatera Terkam Pekerja di Perkebunan Kelapa Sawit
“Sayangnya, mereka tidak mau mendengarkan. Mereka berkeras akan membunuh harimau tersebut,” kata kepala badan pelestarian setempat, Hotmauli Sianturi kepada AFP, dan menambahkan bahwa seorang polisi pelestarian dihambat mencegah pembunuhan binatang itu.
“Setelah pembunuhan binatang itu, warga setempat menggantung bangkainya untuk pameran. Ini sangat disayangkan,” kata pejabat tersebut menambahkan.
Beberapa organ bagian dalam binatang itu hilang, kata pihak berwenang, yang sedang menyelidiki pembunuhan itu.
Harimau Sumatera dianggap sangat terancam punah oleh organisasi pelindung satwa liar International Union for Conservation of Nature, dan hanya 400 hingga 500 ekor yang tersisa di hutan. [gp]