Warga Jepang Divonis Bersalah Lakukan Tindak Mata-mata di China

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengukuhkan, seorang pria Jepang bernama Takahiro Iwase, dijatuhi hukuman 12 tahun penjara dan kerja paksa karena dinyatakan bersalah melakukan tindak mata-mata di China.

Juru bicara pemerintah Jepang mengukuhkan bahwa seorang warga negara Jepang telah divonis bersalah melakukan tindakan spionase di China oleh sebuah pengadilan di China. Namun, ia menegaskan, kasus tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan sensitif antara kedua negara yang baru-baru mulai membaik.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga, sewaktu menanggapi pertanyaan wartawan, mengukuhkan, warga negara Jepang bernama Takahiro Iwase, Selasa, dijatuhi hukuman 12 tahun penjara dan kerja paksa oleh pengadilan banding Hangzhou di Zhejiang. Pengadilan itu juga memerintahkan penyitaan semua aset pribadinya.

Suga tampaknya berusaha untuk tidak mengecam Beijing dan mengatakan kedua pihak harus berusaha sedemikian rupa sehingga keputusan pengadilan itu tidak merusak hubungan antar kedua negara yang sedang membaik. Setelah bertahun-tahun terlibat pertikaian soal wilayah dan isu-isu sejarah, hubungan kedua negara membaik di tengah-tengah kerjasama regional untuk mendenuklirisasi Korea Utara.

Suga sendiri sebetulnya membantah tudahan China bahwa Iwase adalah seorang pejabat keamanan yang dikirim pemerintah Jepang untuk memata-matai China.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan, ia tidak memiliki informasi mengenai kasus itu, namuh ia akan mengeceknya. Hua mengatakan, China adalah negara hukum yang melindungi hak dan kepentingan warga asing. Ia yakin, penanganan yang tidak bias dan adil mengenai kasus terkait tidak akan mempengaruhi hubungan antara kedua negara.

Iwase ditangkap Mei 2015 di sebuah fasilitias militer di Provinsi Zhejiang atas tuduhan melakukan tindakan mata-mata. China sudah sering menangkap warga negara Jepang dengan tuduhan spionase. Beberapa warga Jepang lain juga ditangkap pada 2015 atas dugan mata-mata. [ab/uh]