Krisis bahan bakar di Kuba dan antrean panjang di pom bensin menambah rasa frustrasi pengemudi kendaraan kedutaan, turis, dan penduduk lokal yang berharap mengisi tangki bensin.
Antrean panjang untuk membeli bensin pada Senin (24/4), berlanjut di seluruh wilayah pulau itu, di saat krisis bahan bakar meningkat dramatis akhir pekan ini. Kondisi tersebut memaksa pihak berwenang menangguhkan kegiatan dan membatasi penjualan bahan bakar.
Sebelumnya, turis dan diplomat tidak usah mengantre karena pasokan bensin dan solar untuk mereka dijamin oleh pemerintah. Namun, pada akhir pekan lalu dan pada Senin pagi, antrean kendaraan mewah dengan pelat kedutaan yang diidentifikasi dengan huruf E, ikut menunggu berjam-jam. Sebagian dari mereka akhirnya berhasil mengisi bensin pada Senin.
Ketegangan di SPBU tampak ketika pengemudi dan diplomat adu mulut tentang pengemudi kendaraan kedutaan yang menerobos antrean. Turis di pulau itu juga tidak mengalami nasib yang lebih baik daripada para diplomat. Mereka mengantre dengan mobil sewaan, sebagian di antaranya menunggu hingga lebih dari 5 jam. Untuk kendaraan pribadi, antrean bensin bisa memakan waktu lebih dari 12 jam.
Pihak berwenang mengakui bahwa tidak akan ada solusi segera untuk pasokan bensin. Menurut Presiden Miguel Díaz-Canel, pemasok bensin internasional tidak bisa memenuhi kesepakatan yang dijadwalkan. Pada saat yang sama, solar harus digunakan untuk pembangkit listrik di pembangkit-pembangkit kecil.
Selain itu, pemeliharaan pembangkit listrik sedang dilakukan. Hal tersebut merupakan bagian dari persiapan menghadapi bulan-bulan musim panas di mana permintaan akan listrik akan melonjak. [ka/rs]