Lebih dari 2.000 warga kota Kunming, China barat daya, turun ke jalan-jalan untuk memrotes pembangunan pabrik penyulingan bahan kimia hari Kamis (16/5).
Warga kota Kunming, di China barat daya, turun ke jalan-jalan, Kamis, untuk melangsungkan protes menentang pembangunan pabrik penyulingan bahan kimia dan minyak bumi yang menurut mereka akan membahayakan lingkungan.
Kelompok-kelompok demonstran, sambil berteriak, mengacung-acungkan bunga, mengenakan topeng wajah dan membawa spanduk-spanduk yang memperingatkan bahaya paraxylene, bahan kimia yang akan diproduksi di pabrik milik Petrochina Co itu. Petrochina adalah salah satu perusahaan milik negara yang berpengaruh.
Seorang demonstran, yang memperkenalkan diri sebagai Liu, mengatakan, ia menolak alasan pemerintah bahwa pabrik itu penting bagi ekonomi setempat. Ia mengatakan, warga Kunming menikmati langit yang biru, awan yang putih dan udara yang segar. Jika pemerintah berencana membangun pabrik penyulingan dengan kapasitas 10 juta ton, katanya, warga kota itu menentangnya.
Aksi protes, yang melibatkan lebih dari 2.000 orang itu, umumnya berlangsung damai. Namun, beberapa kelompok demonstran sempat bentrok dengan polisi, yang dikerahkan dalam jumlah besar untuk mengontrol massa. Sejumlah foto yang diposkan di media sosial China menunjukkan beberapa demonstran digusur oleh polisi-polisi berpakaian preman.
Ini merupakan protes besar kedua bulan ini, menentang pembangunan fasilitas di Kunming, ibukota propinsi Yunnan, itu. Karena tekanan yang meningkat, para pejabat setempat menjanjikan bahwa fasilitas itu akan ramah lingkungan. Namun banyak warga ragu mengingat pemerintah kerap memfokuskan pembangunan ekonomi tanpa memperhitungkan kerusakan lingkungan.
Kelompok-kelompok demonstran, sambil berteriak, mengacung-acungkan bunga, mengenakan topeng wajah dan membawa spanduk-spanduk yang memperingatkan bahaya paraxylene, bahan kimia yang akan diproduksi di pabrik milik Petrochina Co itu. Petrochina adalah salah satu perusahaan milik negara yang berpengaruh.
Seorang demonstran, yang memperkenalkan diri sebagai Liu, mengatakan, ia menolak alasan pemerintah bahwa pabrik itu penting bagi ekonomi setempat. Ia mengatakan, warga Kunming menikmati langit yang biru, awan yang putih dan udara yang segar. Jika pemerintah berencana membangun pabrik penyulingan dengan kapasitas 10 juta ton, katanya, warga kota itu menentangnya.
Aksi protes, yang melibatkan lebih dari 2.000 orang itu, umumnya berlangsung damai. Namun, beberapa kelompok demonstran sempat bentrok dengan polisi, yang dikerahkan dalam jumlah besar untuk mengontrol massa. Sejumlah foto yang diposkan di media sosial China menunjukkan beberapa demonstran digusur oleh polisi-polisi berpakaian preman.
Ini merupakan protes besar kedua bulan ini, menentang pembangunan fasilitas di Kunming, ibukota propinsi Yunnan, itu. Karena tekanan yang meningkat, para pejabat setempat menjanjikan bahwa fasilitas itu akan ramah lingkungan. Namun banyak warga ragu mengingat pemerintah kerap memfokuskan pembangunan ekonomi tanpa memperhitungkan kerusakan lingkungan.