Warga Palestina di Lembah Yordania Tak Akan Berstatus Warga Negara Israel

PM Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, 24 Mei 2020. (Abir Sultan/Pool Photo via AP)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Rabu (10/6), orang-orang Palestina yang tinggal di Lembah Yordania akan tetap berada pada tempat yang disebut “kantong permukiman” setelah Israel menganeksasi wilayah itu, dan tidak akan memberi mereka status kewarganegaraan Israel.

Netanyahu bersumpah akan meneruskan rencananya untuk menganeksasi Lembah Yordania dan kawasan permukiman Yahudi di Tepi Barat, sesuai rencana President Donald Trump untuk kawasan Timur Tengah. Proses yang menuai kontroversi itu kemungkinan akan dimulai sedini 1 Juli.

Aneksasi Lembah Yordania dan kawasan permukiman itu akan memustahilkan upaya menciptakan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel – yang banyak dipandang sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung puluhan tahun itu.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Hayom, Netanyahu mengatakan, orang-orang Palestina di Lembah Yordania, termasuk penduduk kota Jericho, akan tetap berada di bawah pemerintahan terbatas Palestina namun Israel memiliki kontrol keamanan sepenuhnya.

Rencana Trump akan memberi Palestina status kenegaraan yang terbatas di kantong-kantong permukiman yang berpencaran dan dikelilingi Israel, jika Palestina memenuhi serangkaian panjang persyaratan. Israel menyambut rencana itu, sementara Otorita Palestina, yang memerintah sebagian kawasan di Tepi Barat, dengan marah menolaknya, dan memutuskan hubungan dengan Israel dan AS.

Netanyahu mengatakan, jika Palestina menerima semua persyaratan yang tercantum dalam rencana itu, termasuk ketentuan Israel menguasai sepenuhnya kontrol keamanan, ”mereka akan memiliki entitas sendiri yang digambarkan Presiden Trump sebagai negara.“

Otorita Palestina mengatakan, pihaknya kini tidak lagi terikat oleh kesepakatan yang ditandatangani dengan Israel dan AS, dan telah mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel.

Yordania, negara tetangganya yang merupakan sekutu dekat Barat dan satu dari dua negara Arab yang berdamai dengan Israel, memperingatkan kemungkinan terjadinya konflik besar jika Israel meneruskan rencana aneksasinya. [ab/uh]