Polisi Peru menggunakan gas air mata dan meriam air untuk mendorong mundur ribuan demonstran yang memprotes Presiden Ollanta Humala, Sabtu (27/7).
Sekitar 6.000 demonstran mengikuti ajakan serikat konfederasi terbesar di negara itu untuk menggabungkan kekuatan hari Sabtu (27/7), untuk memprotes Presiden Ollanta Humala.
Mereka yang turun ke jalanan termasuk para mahasiswa, aktivis non-pemerintah dan kelompok-kelompok HAM.
Selain aksi mogok nasional para dokter dan perawat, presiden Humala kini menghadapi serikat tersebut yang menyerukan pertimbangan kembali bagi undang-undang baru yang mereka takuti akan memaksa pemerintah memecat sejumlah besar pegawai negeri.
Sementara itu para mahasiswa, marah terkait RUU dalam legislatif yang dikhawatirkan akan melemahkan otonomi perguruan-perguruan tinggi.
Mereka yang turun ke jalanan termasuk para mahasiswa, aktivis non-pemerintah dan kelompok-kelompok HAM.
Selain aksi mogok nasional para dokter dan perawat, presiden Humala kini menghadapi serikat tersebut yang menyerukan pertimbangan kembali bagi undang-undang baru yang mereka takuti akan memaksa pemerintah memecat sejumlah besar pegawai negeri.
Sementara itu para mahasiswa, marah terkait RUU dalam legislatif yang dikhawatirkan akan melemahkan otonomi perguruan-perguruan tinggi.