Demonstran yang marah bentrok dengan polisi Kamis malam (6/8) di ibu kota Lebanon, terkait ledakan yang menewaskan lebih dari 130 orang awal pekan ini.
Polisi antihuru-hara menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang berkumpul di dekat pintu masuk gedung parlemen di tengah kota Beirut, setelah sejumlah demonstran membakar berbagai benda dan melemparkan batu ke arah pasukan keamanan.
Banyak warga Lebanon yang menyalahkan elite politik Lebanon atas ledakan maut di Beirut, menuduh mereka korupsi dan salah urus, sementara negara itu berada di ambang keruntuhan ekonomi.
Sebelumnya pada hari Kamis, warga Beirut menyatakan kemarahan mereka terhadap pemerintah, sewaktu Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi kota itu.
BACA JUGA: Presiden Perancis akan Langsungkan Konferensi untuk LebanonMacron adalah pemimpin asing pertama yang mengunjungi Lebanon setelah ledakan hebat hari Selasa lalu di pelabuhan Beirut menyebabkan sebagian besar kota itu dipenuhi reruntuhan bangunan, mobil-mobil yang hangus terbakar dan debu.
Macron mengatakan ia akan menyelenggarakan konferensi internasional untuk menggalang dana bagi Lebanon. Tetapi ia memperingatkan para pemimpin Lebanon bahwa mereka tidak akan menerima “cek kosong.” Ia menambahkan bahwa dana untuk membantu memulihkan Beirut harus disertai dengan apa yang ia sebut sebagai “tatanan politik baru” untuk menggantikan “sistem yang tidak lagi mendapat kepercayaan rakyatnya.”
Berbicara dalam suatu konferensi pers, Macron mengatakan “jika reformasi tidak dilakukan, Lebanon akan terus tenggelam. Yang juga diperlukan di sini adalah perubahan politik. Ledakan ini seharusnya menjadi awal era baru.”
BACA JUGA: Pencarian Orang Hilang dalam Ledakan di Beirut BerlanjutPresiden Perancis itu mengunjungi kawasan pelabuhan yang hancur dan beberapa daerah permukiman yang rusak, seraya menjanjikan kepada warga bahwa dana akan ditujukan langsung kepada organisasi-organisasi bantuan dan mereka yang membutuhkan, dan akan diberikan secara transparan serta “tidak akan jatuh ke tangan orang yang korup.”
Sejumlah orang menyerukan “revolusi” dan “jatuhlah rezim” sewaktu Macron melewati jalan-jalan yang dipenuhi puing-puing.
Ada sejumlah janji terdahulu dari masyarakat internasional untuk membantu Lebanon, tetapi sedikit saja dana yang diberikan kepada negara itu. Donor menyebut alasan korupsi dan berbagai faksi Lebanon, termasuk teroris Hizbullah dukungan Iran yang berkumpul di perbatasan selatannya dengan Israel. [uh/ab]