Kolonel Smak dan timnya yang terdiri dari sejumlah sukarelawan Ukraina, berhasil menghancurkan tiga drone penyerang yang diluncurkan Rusia di Kyiv. Mereka menembak jatuh drone-drone tersebut dengan senapan mesin kuno yang dulu digunakan Tentara Merah, sebutan untuk pasukan tentara Uni Soviet.
Rusia mengerahkan sejumlah drone Shahed buatan Iran ke Ukraina dalam beberapa bulan terakhir. Banyak dari drone itu yang menarget jaringan listrik.
Tidak seperti rudal jelajah, drone terbang relatif lambat. Mesin drone yang kecil mengeluarkan suara bising, sehingga tentara bisa melacaknya dengan melihat dan mengikuti suaranya.
Smak, 49, memimpin tim yang terdiri dari 80 sukarelawan sipil. Sebagian dari mereka merupakan pensiunan dan yang lainnya masih bekerja. Terbagi dalam sekitar 12 unit, para sukarelawan itu bertugas mengawasi drone oada siang dan malam, memantau langit Kyiv, sebagai bagian dari pasukan pertahanan teritorial.
Tim Smak bermarkas dalam ruang kecil di lantai dasar sebuah gedung yang sedang dibangun di pinggiran Kyiv. Pada jam 8 malam waktu setempat, unit baru akan datang untuk melaksanakan tugas malam. Jika sirene serangan udara berbunyi, mereka bergegas masuk mobil dan segera ke bukit terdekat, mengambil posisi untuk menembak jatuh setiap drone yang mendekati kota.
Tim ini mengandalkan Kalashnikov dan dua senapan mesin Degtyaryov, yang digunakan Tentara Merah Soviet pada akhir 1920-an. Senjata dengan magasin bundar besar yang khas itu dapat ditemukan dalam video game terkenal "Call of Duty". [ka/jm]