Warga Timor Leste Berikan Suara dalam Pilpres Putaran Kedua

Pendukung Capres Francisco Guterres Lu-Olo dari Partai Fretilin meneriakkan slogan mereka di Becora (12/4).

Warga Timor Leste memberikan suara dalam pemilu presiden putaran kedua hari Senin (16/4), dan memilih salah satu dari dua bekas pemimpin perang kemerdekaan negara itu.
Pemenang akan menggantikan presiden yang akan melepaskan jabatan dan Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Jose Ramos-Horta, yang menduduki tempat ketiga dalam pemungutan suara presiden putaran pertama.

Jabatan presiden pada umumnya adalah sebagai lambang, tetapi pemegang jabatan memiliki pengaruh moral yang signifikan.

Pemimpin pemungutan suara putaran pertama adalah Francisco Guterres, yang menggunakan nama julukan 'Lu Olo'. Ia memprediksi ia akan menang dan berjanji akan bekerja untuk menciptakan kemakmuran di negara terbaru dan termiskin di Asia itu.

Penantangnya adalah Taur Matan Ruak, yang menjadikan wajib militer sebagai isu utama kampanyenya. Ketika memberikan suara hari Senin, dia menekankan perlunya bagi semua warga menghormati hasil pemilu, yang diperkirakan akan diumumkan pekan ini.

Pemungutan suara hari Senin itu umumnya bebas dari kekerasan yang telah mencemari peristiwa-peristiwa penting lainnya dalam pengalaman yang singkat berdemokrasi di negara itu.

Bulan depan, Timor Leste akan memperingati ulang tahun ke-10 kemerdekaannya setelah puluhan tahun perang gerilya melawan Indonesia. Jika pemilu parlemen bulan Juli berhasil, pasukan penjaga perdamaian PBB yang berjumlah 400 orang kemungkinan akan meninggalkan negara itu sebelum akhir tahun ini.