Wartawan AS Sampaikan Pembelaan atas Dakwaan Spionase di Iran

Jason Rezaian, wartawan AS yang didakwa melakukan mata-mata di Iran dan ditahan sejak Juli tahun lalu (foto: dok).

Pengadilan Iran hari Senin (8/6) memulai kembali sidang mata-mata terhadap Jason Rezaian, seorang wartawan AS yang hingga kini masih ditahan di sana.

Pengadilan Iran memulai kembali sidang mata-mata wartawan Washington Post, Jason Rezaian yang kini mendekam dalam penjara.

Wartawan harian Washington Post, Jason Rezaian Rezaian, yang membantah tuduhan itu, menyampaikan sebagian pembelaannya hari Senin (8/6) dalam sidang tertutup di Pengadilan Revolusioner di Teheran.

Kantor berita setengah resmi Iran, Tasnim, melaporkan Rezaian berbicara dalam bahasa Inggris dan terjemahan pernyataannya telah disampaikan kepada hakim.

Pengacara Rezaian, Leila Ahsan, mengatakan kepada Tasnim, kliennya dituduh melakukan mata-mata karena mengumpulkan informasi rahasia dan menyerahkannya kepada pemerintah musuh, menulis surat kepada Presiden Amerika Barack Obama dan bertindak melawan keamanan nasional.

Ibu Rezaian, Mary, menggambarkan putranya "sangat lelah" dan "sangat tertekan" dalam komentarnya kepada kantor berita the Associated Press. Ia menambahkan, anaknya "dituduh sebagai mata-mata utama padahal yang ia lakukan adalah membuat laporan mengenai negara yang ia cintai."

Pada sidang pertamanya, media Iran mengatakan pengadilan membaca surat yang diduga ditulis Rezaian kepada tim transisi Obama tahun 2008 menawarkan bantuan upaya meningkatkan hubungan kedua negara.

Martin Baron, editor eksekutif Washington Post, mengatakan Rezaian melamar ke pemerintahan Obama setelah pemilu tahun 2008 tetapi tidak pernah diterima.

Pemerintah Iran menangkap dan menahan Rezaian, istrinya Yeganeh Salehi dan wartawan foto Juli tahun lalu. Semuanya dibebaskan kecuali Rezaian, yang sejak itu ditahan.

Washington Post mengatakan, Salehi, juga wartawan, tetap berada di Teheran dan dilarang bepergian ke luar negeri.

Rezaian memiliki kewarganegaraan ganda Amerika dan Iran, tetapi Iran tidak mengakui negara lain bagi warganya. Amerika menyerukan pembebasannya dan informasi lebih lanjut tentang tuduhan-tuduhan itu.