Seorang wartawan perempuan Rusia, Elena Kostyuchenko, tidak pernah berpikir bahwa dirinya telah diracun saat tiba-tiba jatuh sakit dalam sebuah perjalanan di kereta menuju Berlin. Padahal empat rekan wartawannya pernah menghadapi percobaan pembunuhan sebagai implikasi dari pemberitaan mereka.
“Ketika Anda bekerja sebagai reporter investigasi di Rusia, Anda selalu berhati-hati,” katanya kepada Reuters. "Ada banyak protokol yang Anda ikuti setiap saat. Namun ketika saya berada di Eropa, saya benar-benar melupakan semua langkah keamanan ini."
Para jaksa Jerman sedang menyelidiki apakah Kostyuchenko, yang kini hidup dalam persembunyian, adalah korban percobaan pembunuhan ketika ia jatuh sakit pada Oktober 2022.
Gejala keracunan tersebut dimulai dengan disorientasi dan sakit perut dalam perjalanan dari Munich ke Berlin dan terus berlanjut hingga beberapa minggu. Saat dia menyadari bahwa dia mungkin telah diracuni, sudah terlambat baginya untuk dapat mengidentifikasi racun tersebut.
BACA JUGA: Wartawan AS Muncul di Pengadilan Moskow untuk Ajukan Banding Perpanjangan Penahanan“Saya harus melepas cincin saya karena jari-jari saya tampak seperti sosis,” katanya, menggambarkan pembengkakan yang merupakan salah satu gejalanya. Beberapa bulan kemudian, dia masih merasa kelelahan dan hanya mampu bekerja tiga jam sehari.
Musuh-musuh Presiden Rusia Vladimir Putin yang tinggal di luar negeri pernah mengalami keracunan, termasuk mantan agen rahasia Sergei Skripal, yang selamat, dan Sergei Litvinenko, yang akhirnya tewas. Seorang mantan pemberontak Chechnya juga tewas di Berlin. Pengadilan Jerman menyebut kematiannya sebagai pembunuhan yang didalangi Rusia.
Kremlin membantah terlibat dalam serangkaian pembunuhan tersebut.
“Hal itu sesuai dengan narasi Putin, bahwa kami tidak bisa memaafkan pengkhianat,” kata Kostyuchenko. "Tetapi saya tidak pernah bekerja dengan dinas rahasia... Entah bagaimana saya berpikir bahwa di Eropa, saya aman."
BACA JUGA: AS Tawarkan Proposal Serius kepada Rusia untuk Membebaskan Paul WhelanPada saat sejumlah ibu kota Uni Eropa dipandang sebagai tempat berlindung potensial oleh aktivis dan wartawan Rusia yang merasa berisiko di tanah air, kemungkinan bahwa mereka juga bisa menjadi sasaran di luar negeri menjadi perubahan langkah yang menakutkan.
“Ketika saya berada di Eropa, saya benar-benar lupa tentang langkah-langkah keamanan, seperti ketika saya membahas perjalanan saya ke Munich, saya menggunakan Facebook Messenger,” kata Kostyuchenko, seorang koresponden asing yang mengungkap dugaan kejahatan perang Rusia di Ukraina.
Ketika dokter memberi tahu dia kemungkinan besar keracunan, reaksi awalnya adalah tertawa.
Dia adalah salah satu dari tiga wartawan perempuan independen Rusia yang tampaknya diracun saat berada di luar negeri pada periode yang sama. Ketiganya mengalami gejala serupa.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa penyelidikan terhadap percobaan pembunuhan Elena Kostyuchenko masih tertunda,” kata juru bicara kejaksaan Berlin pada Jumat (25/8). [ah/ft]