WFP: Terdampak Pandemi, 25 Negara Terancam Bencana Kelaparan

Seorang pekerja Program Pangan Dunia (WFP) mengatur paket bantuan di sebuah gudang yang untuk bantuan kemanusiaan PBB bagi Afrika di tengah pandemi Covid-19, di Bandara Internasional Bole di Addis Ababa, Ethiopia, 14 April 2020. (Foto: dok).

Program Pangan Dunia (WFP) dalam suatu pernyataan hari Jumat (17/7) menyebutkan bahwa masyarakat di sedikitnya 25 negara “bersiap menghadapi bencana kelaparan dalam tingkat menghancurkan dalam beberapa bulan lagi akibat terdampak pandemi Covid-19.”

Tiga bulan silam badan PBB itu menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa ada risiko kelaparan yang sangat besar, kata Direktur Eksekutif WFP, David Beasley dalam suatu pernyataan. “Hari ini, data terbaru kami menunjukkan, sejak itu, jutaan keluarga paling miskin di dunia telah dipaksa semakin mendekat ke ambang jurang.”

David Beasley,Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP) saat diwawancarai Associated Press di Roma, 6 Desember 2018. (Foto: dok).

WFP memperkirakan akan perlu 4,9 miliar dolar untuk tanggapannya bagi masalah “kerawanan pangan yang kian berkembang.” Tambahan 500 juta dolar akan diperlukan untuk menghentikan bencana kelaparan di negara-negara yang paling terancam, termasuk negara-negara di Afrika, Asia, Karibia, Amerika Selatan dan Timur Tengah.

Pengeluaran WFP melebihi separuh dari Rencana Tanggapan Kemanusiaan Global Covid-19 PBB yang diluncurkan hari Jumat. Rencana tanggapan itu mencakup berbagai kebutuhan bantuan kemanusiaan di lebih dari 60 negara.

“Jumlah warga yang mengalami kerawanan pangan akut di negara-negara yang terancam dapat meningkat dari perkiraan 149 juta orang sebelum Covid-19 menjadi 270 juta orang sebelum akhir tahun ini, jika bantuan darurat itu tidak segera diberikan,” sebut pernyataan itu.

“Perkiraan belakangan ini juga menunjukkan hingga 6.000 anak-anak dapat meninggal setiap hari karena berbagai penyebab yang seharusnya dapat dicegah dalam kurun enam bulan mendatang, akibat kekacauan yang disebabkan oleh pandemi terhadap layanan kesehatan dan gizi yang penting.” [uh/ab]