Lebih dari 80 persen orang yang tinggal di daerah-daerah perkotaan terpapar udara berkualitas buruk, sebut laporan yang dilansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari Kamis.
“Polusi udara kota terus bertambah hingga ke tingkat mengkhawatirkan, sehingga merusak kesehatan manusia,” sebut Direktur Kebijakan Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat WHO Dr. Maria Neira dalam laporan itu. “Pada saat bersamaan, kesadaran meningkat dan semakin banyak kota yang memantau kualitas udara.”
Dalam dua tahun terakhir, pusat data WHO mengenai kota-kota yang memantau polusi udara bertambah hampir dua kali lipat, kini mencakup 3.000 kota di 103 negara.
WHO memperingatkan tentang dampak serius kualitas udara yang buruk terhadap kesehatan warga kota, dan mengaitkannya dengan risiko stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, serta berbagai penyakit pernafasan kronis dan akut termasuk asma.
Laporan itu juga menunjukkan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada umumnya memiliki udara yang berkualitas buruk. Sembilan puluh delapan persen kota yang berpenduduk sedikitnya 100 ribu orang di kelompok negara tersebut tidak memenuhi pedoman kualitas udara WHO, sementara 56 persen di negara berpenghasilan tinggi gagal memenuhi standar itu.
“Sewaktu udara kotor menyelimuti kota-kota itu, populasi kota yang paling rentan, anak-anak, lansia, dan orang-orang miskin, adalah yang paling terkena imbasnya,” kata Asisten Dirjen Kesehatan Keluarga, Perempuan dan Anak-anak WHO Dr. Flavia Bustreo dalam laporan itu. [uh/ab]