Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk pemboman hari Senin (23/5) di sebuah rumah sakit di kota pesisir Jableh, yang menewaskan lebih dari 40 orang dan merusak fasilitas itu sehingga pasien harus dipindahkan ke rumah sakit lain.
Ledakan tersebut adalah satu dari beberapa ledakan yang menghantam Jableh dan kota tetangganya, Tartus, yang juga merupakan kubu pemerintah lainnya di pesisir Laut Tengah.
Kelompok Negara Islam atau ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
WHO menyebut bom bunuh diri di rumah sakit Jableh itu pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan mengatakan pemboman tersebut adalah satu dari sedikitnya 17 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Suriah tahun ini.
“Tidak dapat diterima bahwa serangan-serangan terhadap fasilitas kesehatan telah meningkat, baik dalam frekuensi maupun skala,” kata WHO.
PBB sering menyebutkan korban akibat konflik lima tahun di Suriah mencakup prasarana di negara itu, termasuk rumah sakit dan sekolah. WHO memperkirakan 60 persen rumah sakit umum telah ditutup atau hanya sebagian berfungsi.[lt]