WHO: Mortalitas Akibat Covid di Eropa Akan Naik Oktober dan November

Rumah Sakit San Raffaele di Milan, Italia, 4 September 2020. (Foto: dok).

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wilayah Eropa menyatakan organisasinya memperkirakan ada kenaikan jumlah kematian akibat Covid-19 pada bulan Oktober dan November.

Dalam wawancara dengan kantor berita AFP hari Senin (14/9), Hans Kluge mengatakan situasi akan menjadi lebih sulit, mortalitas akan meningkat pada bulan Oktober dan November.

Kluge juga memperingatkan bahwa vaksin tidak akan menandai akhir pandemi. “Kita bahkan tidak tahu apakah vaksin akan membantu seluruh kelompok populasi. Kami mendapat beberapa tanda sekarang ini bahwa vaksin akan membantu untuk satu kelompok dan tidak pada kelompok lainnya,” ujar Kluge. “Dan apabila kita harus memesan vaksin yang berbeda-beda, betapa ini suatu masalah logistik yang mengerikan,” lanjutnya.

Kluge mengatakan akhir pandemi akan merupakan “momen ketika kita sebagai satu komunitas belajar bagaimana hidup dengan pandemi ini.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wilayah Eropa, Hans Kluge.(Foto: dok).

Ada lebih dari 29 juta kasus Covid19 di seluruh dunia dan lebih dari 924 ribu kematian akibat virus corona, sebut statistik Johns Hopkins per Senin pagi.

Pada hari Minggu, WHO melaporkan rekor peningkatan dalam satu hari, dengan catatan 307.930 kasus baru.

Rekor kasus baru terbanyak dalam satu hari sebelumnya adalah 306.857 pada 6 September, sebut WHO. Rekor kematian terbanyak dalam satu hari adalah 12.430 pada 17 April.

AS mencatat kasus Covid-19 terbanyak di dunia dengan catatan lebih dari enam juta, disusul oleh India dengan 4,8 juta dan Brazil dengan 4,3 juta, sebut statistik Johns Hopkins.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 ‘Meningkat Pesat” di Kalangan Generasi Muda AS

Sebuah artikel di The New England Journal of Medicine mengemukakan bahwa penggunaan masker secara universal “mungkin membantu mengurangi tingkat keparahan penyakit dan memastikan bahwa kasus baru sebagian besar tanpa gejala.”

Jika pendapat ini benar, sebut artikel itu, penggunaan masker dapat menjadi suatu bentuk inokulasi “yang akan membangkitkan kekebalan dan karena itu memperlambat penyebaran virus” selama dunia menunggu perkembangan suatu vaksin.

Jumlah kasus virus corona baru per hari mencapai puncaknya, 1.007, di Uni Emirat Arab pada hari Sabtu, melampaui jumlah sebelumnya pada saat puncak wabah Mei lalu. Pihak berwenang memperingatkan warga pekan lalu agar mematuhi langkah-langkah pencegahan sewaktu jumlah infeksi harian melonjak lima kali lipat lebih dari satu bulan yang lalu.

BACA JUGA: AstraZeneca Lanjutkan Uji Coba Vaksin Covid-19 di Inggris

Perusahaan raksasa Inggris-Swedia AstraZeneca telah memulai kembali uji coba vaksin Covid-19 eksperimentalnya setelah mendapat izin dari para pemantau keselamatan, demikian diumumkan perusahaan itu, Sabtu.

“Uji klinis bagi vaksin virus corona AstraZeneca Oxford, AZD1222, telah dimulai kembali di Inggris menyusul konfirmasi oleh Medicines Health Regulatory Authority bahwa hal itu aman dilakukan,” sebut perusahaan itu dalam suatu pernyataan.

Perusahaan farmasi itu menghentikan uji cobanya hari Selasa karena seorang partisipan sukarelawan jatuh sakit setelah menerima vaksin eksperimental itu. Perusahaan tersebut mengeluarkan pernyataan pada hari itu yang mengemukakan bahwa jeda dalam uji coba merupakan “tindakan rutin, yang harus dilakukan apabila muncul kondisi sakit yang berpotensi tidak dapat dijelaskan, sambil hal ini diinvestigasi, untuk memastikan kami mempertahankan integritas uji coba.”

BACA JUGA: Perusahaan Farmasi Raksasa AstraZeneca Hentikan Uji Vaksin Covid-19

Vaksin AstraZeneca adalah satu dari sembilan calon vaksin yang memasuki tahap akhir Fase 3 uji coba pada manusia di seluruh dunia.

Perusahaan itu mulai mendaftarkan 30 ribu sukarelawan pada 31 Agustus. Vaksin itu sedang diujicobakan pada kelompok-kelompok yang lebih kecil di Brazil dan di negara-negara Amerika Selatan lainnya sebelum uji coba itu dihentikan. [uh/ab]