WHO Serukan Pengawasan Flu Burung yang Lebih Ketat 

Seorang pasing menerima vaksin influenza di Lynwood, California, pada 28 Oktober 2022. (Foto: AP/Mark J. Terrill)

Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (28/11) menyerukan pengawasan yang lebih ketat pada hewan, untuk mencari bukti infeksi flu burung H5N1 guna mengekang penyebarannya.

Pejabat tersebut juga mendesak upaya yang lebih kuat untuk mengurangi risiko penularan virus ke spesies hewan baru dan manusia.

"Yang kita butuhkan di seluruh dunia, di Amerika Serikat dan negara lainnya, adalah pengawasan yang lebih ketat pada hewan, pada burung-burung liar, pada unggas, pada hewan-hewan yang diketahui dapat terinfeksi," ungkap Maria van Kerkhove, Direktur Kesiapan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi di WHO.

"Kami telah melihat sejumlah besar, ya memang masih relatif kecil, tetapi jumlah infeksi H5N1 pada manusia terus meningkat di seluruh dunia. Tidak hanya di AS, tetapi di seluruh dunia selama beberapa tahun terakhir," ujarnya.

"Yang menjadi perhatian kami adalah bahwa dalam lima tahun terakhir ini, kami telah menyaksikan wabah besar flu burung, termasuk H5N1, bukan hanya H5N1, tetapi juga pada burung liar, pada unggas, meluas ke hewan lain, ternak, sapi perah di Amerika Serikat, tetapi juga mamalia darat, mamalia laut,” tambah Van Kerkhove.

BACA JUGA: CDC Serukan Perluasan Tes Flu Burung kepada Para Pekerja Peternakan di AS

Badan tersebut mengatakan bahwa mereka sedang menjalin kontak dengan lembaga-lembaga mitra seperti Organisasi Kesehatan Hewan Dunia dan Organisasi Pangan dan Pertanian untuk meningkatkan pengawasan pada hewan.

Departemen Pertanian AS bulan lalu mengonfirmasi keberadaan flu burung H5N1 pada seekor babi di sebuah peternakan di halaman belakang rumah di Oregon.

Babi menjadi perhatian khusus untuk penyebaran flu burung karena mereka dapat terinfeksi bersama dengan virus burung dan manusia, yang dapat bertukar gen untuk membentuk virus baru yang lebih berbahaya yang dapat lebih mudah menginfeksi manusia.

Sejauh ini, 55 kasus flu burung H5N1 pada manusia, termasuk pada seorang anak, telah dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun ini, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Sebagian besar kasus tersebut terjadi pada pekerja peternakan yang melakukan kontak dengan unggas atau sapi yang terinfeksi. Tidak ada penyebaran dari orang ke orang yang terkait dengan kasus flu burung H5N1, menurut CDC, tetapi pekerja peternakan sapi perah dan pekerja pertanian lainnya dianggap berisiko lebih tinggi tertular virus tersebut. [ns/ab]