Organisasi Kesehatan Dunia telah menutup satu dari laboratorium Ebola miliknya di Sierra Leone setelah seorang anggota staf di sana terinfeksi virus itu.
WHO mengatakan Selasa (27/8) pihaknya telah menarik stafnya dari laboratorium di Kallahun itu, satu dari hanya dua di Sierra Leone, setelah seorang epidemiolog warga Senegal terinfeksi virus maut tersebut. Langkah itu dapat berdampak buruk pada usaha membendung wabah yang paling buruk dalam sejarah penyakit itu.
Ebola telah membunuh lebih dari 1.400 orang dan lebih dari 2.600 orang jatuh sakit di Afrika Barat sejak wabah itu muncul Maret.
Di antara negara-negara yang paling buruk terkena wabah itu adalah Sierra Leone, Guinea dan Liberia, di mana pemerintah telah menutup seluruh perkampungan kumuh di ibukota Monrovia.
Di Liberia, tempat jumlah kematian paling tinggi telah dilaporkan, beberapa pejabat pemerintah mengungsi dari negara itu atau tidak melapor untuk bekerja.
Keadaan tersebut mendorong Presiden Ellen Johnson Sirleaf pada Selasa memerintahkan semua menterinya agar kembali bekerja. Para pejabat Liberia mengatakan beberapa menteri yang membangkang terhadap perintah itu telah dipecat.