Winternational 2024: “Make Connection, No War”

Lebih dari 5.000 orang memadati "Winternational 2024" yang mempertunjukkan keunikan adat istiadat, makanan, pakaian dan seni kerajinan dari 68 negara. (Courtesy: KBRI Washington DC.)

Enam puluh delapan kedutaan besar di Washington DC akhir pekan lalu menampilkan karya seni, makanan dan tentunya informasi perdagangan dan pariwisata dalam acara tahunan “Winternational 2024.” Fokus utama acara tersebut adalah mendorong terjalinnya hubungan lebih erat people-to-people.

Seakan sedang berkompetisi dalam sebuah perhelatan besar, 68 negara menyajikan makanan dan minuman terbaik dari negara mereka, juga barang-barang kerajinan tangan, perhiasan, patung, ukiran, tenun, lukisan, serta informasi pariwisata dan perdagangan. Sebagian dari mereka menghadirkan pemandu dengan pakaian tradisional yang indah, dan kelompok penyanyi dan penari yang spektakuler. Enam puluh delapan negara ini memeriahkan acara tahunan "Winternational 2024" yang diselenggarakan di Ronald Reagan Building & International Trade Center di jantung ibu kota Washington DC pekan lalu.

Enam puluh delapan negara seakan berkompetisi menyajikan makanan dan minuman terbaik dari negara mereka, juga barang-barang kerajinan tangan, perhiasan, patung, ukiran, tenun, lukisan, serta informasi pariwisata dan perdagangan. Sebagian dari mereka menghadirkan pemandu dengan pakaian tradisional yang indah, dan kelompok penyanyi dan penari yang spektakuler.

Para penari memamerkan tarian Timur Tengah.

Pengunjung dimanjakan untuk mencoba perhiasan dan topi Peru, mengenakan pakaian abaya ala perempuan dan laki-laki Arab Saudi, melihat seni ukir kayu Kenya, mencicipi kue dan manisan Moldova dan Indonesia, nasi kuning dari Mauritania, atau kopi Turki dan Arab Saudi. Sebagian negara juga memberikan cenderamata unik.

Pejabat Washington DC Kimberly Bassett mengatakan kepada VOA, acara ini dimaksudkan untuk saling memperkenalkan budaya antar-negara. “Ini sangat indah. Bayangkan ada 68 negara ada di satu ruangan yang sama, memamerkan keindahan negara mereka. Ini sangat unik,” jelasnya.

Fahad Nazer, juru bicara Kedutaan Besar Arab Saudi di DC, berharap acara-acara seperti ini sedianya lebih sering diadakan, karena “akan membuat pengunjung belajar tentang Arab Saudi, sejarah dan kebudayaannya, merasakan makanan dan menikmati musik kami, dan mungkin membuat mereka jadi ingin datang ke Arab Saudi untuk merasakan kehidupan yang sesungguhnya.”

Paula Richa, penari keturunan Bolivia dan Lebanon, menari mewakili Bolivia.

Hal senada disampaikan Paula Richa, penari keturunan Bolivia dan Lebanon yang merasa sangat tersanjung dapat menari mewakili Bolivia di “Winternational.”

“Saya sangat tersanjung. Bisa menari, bisa mengenakan baju indah… Apalagi ketika banyak orang yang minta foto. Saya merasa luar biasa. Saya kira orang suka melihat kami karena mereka tidak banyak tahu tentang Bolivia. Ada banyak orang Bolivia di AS, tetapi mungkin tidak banyak yang menyampaikan informasi tentang negara kami. Padahal mereka sangat ingin tahu.”

Meski belum resmi menjadi negara, Palestina, ikut memeriahkan “Winternational” tahun ini. Direktur Museum Palestina di DC, Bshara Nassar, yang ikut memandu timnya mengatakan, “Kami merasa sangat luar biasa bisa ikut acara ini karena kami tidak punya perwakilan dan tidak punya kantor kedutaan. Tapi ada Museum Palestina di Washington DC, dan kami ikut untuk menunjukkan kebudayaan kami. Yang menarik banyak orang yang datang untuk menyampaikan simpati dan dukungan mereka, selain tentunya mereka ingin tahu tentang adat istiadat, makanan, dan siapa sesungguhnya orang Palestina.”

Atase Perdagangan di KBRI Washington DC, Ranitya Kusumadewi

Indonesia adalah salah satu negara yang juga mendapat perhatian besar dalam acara yang dilangsungkan menjelang musim libur akhir tahun atau holiday season ini. Atase Perdagangan di KBRI Washington DC, Ranitya Kusumadewi, memboyong produk-produk yang terkait holiday season.

“Kami showcase produk unggulan Indonesia, dan karena ini lagi holiday season kami membawa produk-produk yang dekat dengan suasana ini seperti hot chocolate, premium tea, dan permen yang sudah masuk ke pasar AS. Ini produk yang dicari warga AS. Tentunya ada pula produk kerajinan tangan dan busana khas Indonesia yang juga diminati pengunjung.”

Your browser doesn’t support HTML5

Winternational 2024: “Make Connection, No War”

Salah seorang pengunjung yang menghabiskan waktu lumayan lama di booth Indonesia, Dena Parker, mengatakan, “Saya suka jalan-jalan. Saya sudah mendatangi 34 negara di enam benua. Oleh karena itu saya selalu mengatakan kepada banyak orang, kita ini ‘global citizen’ jadi merupakan hal penting untuk saling melintasi perbatasan untuk berkomunikasi dan saling memahami satu sama lain… Buat paspor, pergi ke luar AS, lihat kebudayaan negara lain! Saya baru kembali dari Thailand, dan saya tadi bertanya macam-macam di booth Indonesia karena Indonesia ada dalam daftar negara yang ingin segera saya kunjungi.”

Lebih dari 5.000 orang datang ke “Winternational 2024” yang berlangsung selama enam jam ini. Pihak penyelenggara, yaitu World Trade Center Washington DC, berharap acara semacam ini dapat mempererat hubungan antarindividu, membina hubungan, saling menghargai keragaman budaya dan keunikan tradisi negara lain, yang pada akhirnya akan memajukan perdagangan dan perekonomian global. [em/ka]