WTO Tingkatkan Perkiraan Perdagangan Global 

  • Associated Press

Para ekonom Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) meningkatkan perkiraannya untuk perdagangan global pada tahun 2021 dan 2022. (Foto: ilustrasi)

Kebangkitan aktivitas ekonomi global pada paruh pertama tahun 2021 mendongkrak perdagangan barang melampaui tingkatnya pada puncak pandemi. Ini membuat para ekonom Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) meningkatkan perkiraannya untuk perdagangan global pada tahun 2021 dan 2022, demikian dilaporkan kantor berita AP.

Berbicara kepada wartawan di Jenewa (4/10), Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan organisasi perdagangan dunia sekarang memperkirakan volume perdagangan barang dunia akan meningkat sebesar 10,8 persen selama tahun 2021, dan kemudian sebesar 4,7 persen pada tahun 2022.

Okonjo-Iweala mengatakan, “Pertumbuhan triwulanan akan melambat pada paruh kedua tahun ini, karena volume perdagangan mendekati tren pra-pandemi. Meski tidak tercakup dalam perkiraan baru. perdagangan jasa komersial tetap jauh di bawah tingkat pra-pandemi.”

Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala di kantor pusat WTO di Jenewa, Swiss 1 Maret 2021. (Fabrice Coffrini/Pool via REUTERS)

WTO mengatakan masalah pasokan lainnya seperti kelangkaan semikonduktor dan kemacetan di pelabuhan bisa membebani rantai pasokan dan membebani perdagangan di wilayah tertentu, tetapi kemungkinan tidak berdampak besar sehingga memperparah perdagangan global. Risiko penurunan terbesar datang dari pandemi itu sendiri.

Namun, di balik peningkatan perdagangan yang kuat secara keseluruhan, ada perbedaan yang signifikan antar negara, dengan beberapa kawasan berkembang berada jauh di bawah rata-rata global.

Okonjo-Iweala mengatakan, “Pemulihan perdagangan kuat, tetapi tidak merata, mencerminkan pemulihan berbentuk K (komunitas yang berbeda mengalami tingkat pemulihan yang berbeda) dalam output ekonomi global.

Beberapa wilayah dari negara yang memiliki akses ke vaksin dan dana yang mencukupi mulai pulih dengan kuat, sementara daerah yang lebih miskin dengan sebagian besar populasi yang belum divaksinasi tertinggal. Terlebih lagi, prospek ekonomi mengalami penurunan drastis.

WTO juga mengatakan pandemi masih jauh dari selesai, dan wabah baru serta varian COVID-19 bisa membebani perdagangan dan produksi hingga 2022. [my/lt]