Kota Wuhan yang menjadi pusat perebakan pandemi virus corona untuk pertama kalinya melaporkan tidak ada pasien baru yang terjangkit virus itu. Dalam laporan Kamis (19/3) disebutkan tidak ada kasus baru pada hari Rabu (18/3).
Wuhan telah dua bulan menjalani "lockdown" atau penutupan wilayah untuk sementara, sewaktu pihak berwenang berupaya menghentikan penyebaran virus, dan dalam beberapa pekan belakangan ini jumlah kasus baru di sana telah berkurang.
Namun di berbagai tempat lainnya di China, dengan dilaporkannya total 34 kasus pada hari Kamis (19/3) di kalangan orang-orang yang datang dari tempat lain, masih terus muncul kekhawatiran bahwa kasus-kasus impor seperti itu mengancam kemajuan besar yang dicapai negara tersebut.
China adalah negara yang paling terpukul oleh virus corona baru sejak kemunculan virus itu pada akhir Desember, dengan sekitar 81 ribu kasus dan 3.200 kematian. Sebagian besar pasien yang sakit kini telah sembuh.
BACA JUGA: Atasi Perebakan Virus Corona, Jutaan Orang di Dunia Didesak Tinggal di RumahKorea Selatan melaporkan 152 kasus baru, Kamis (19/4), suatu kemunduran dari pencapaian belakangan ini di mana hanya kurang dari 100 kasus baru per hari yang dilaporkan selama empat hari berturut-turut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus itu telah tersebar di 166 negara, dengan lebih dari 208 ribu kasus terkonfirmasi dan 8.600 kematian.
Nikaragua dan negara tetangganya, El Salvador, Rabu malam (18/3) melaporkan kasus-kasus pertama mereka.
Meksiko, yang telah mengukuhkan 118 kasus, melaporkan kematian pertama di sana Kamis pagi (19/3).
Beberapa jam kemudian, Rusia melaporkan kematian pertama di negara itu, seorang perempuan usia 78 tahun yang dites positif terjangkit virus corona.
Italia memiliki jumlah pasien terbanyak kedua. Pada hari Rabu melaporkan perkembangan yang mengkhawatirkan, dengan terjadinya 475 kematian baru akibat virus itu, kematian per hari tertinggi di negara manapun sejauh ini.
BACA JUGA: WHO: Afrika Harus Bersiap Hadapi Dampak Terburuk CoronaSecara keseluruhan, hampir 3.000 orang telah meninggal di antara sekitar 36 ribu kasus di Italia. Pemerintah Italia adalah salah satu negara yang berupaya membatasi kehidupan publik untuk mencegah masyarakat menyebarkan virus itu di tengah-tengah komunitas mereka atau di bagian-bagian lain negara itu.
Panama, Rabu (18/3) mengumumkan jam malam nasional baru yang berlaku dari pukul 9 malam hingga pukul 5 pagi. Hanya polisi, petugas pemadam kebakaran, petugas layanan kesehatan dan petugas kebersihan yang diizinkan keluar pada jam-jam tersebut. Negara itu telah melaporkan 109 kasus sejauh ini.
BACA JUGA: Italia Catat Rekor Baru Jumlah Pasien Corona dan KematianSelandia Baru, Kamis (19/3) melarang masuk orang-orang asing, tidak lama setelah pemerintah menganjurkan warganya agar tidak bepergian ke luar negeri karena risiko tertular virus corona. “Kami tidak akan membiarkan risiko di perbatasan-perbatasan kami,” kata PM Jacinda Ardern pada konferensi pers.
Pemerintah menyatakan telah mengidentifikasi delapan kasus baru yang melibatkan orang-orang yang bepergian ke luar negeri. Jumlah pasien virus corona di negara itu kini mencapai 28 orang.
Australia, tetangganya, menyatakan juga akan melarang masuk orang-orang yang bukan warga negaranya dan bukan penduduk tetapnya mulai Jumat. PM Scott Morrison menyatakan sebagian besar dari 500 kasus yang terkonfirmasi di Australia berasal dari penularan di luar negeri. [uh/ab]