Presiden Xi Jinping Buka KTT G20

Presiden China Xi Jinping memberikan pidato pada pembukaan KTT G20 di Hangzhou, Zhejiang, China hari Minggu (4/9).

Presiden China Xi Jinping secara resmi membuka KTT G20 di Huangzhou, dengan mengatakan kelompok negara-negara dengan ekonomi paling berkembang di dunia itu seharusnya mengadopsi langkah-langkah baru guna menghasilkan momentum pertumbuhan dan mencegah proteksionisme.

KTT G20 dibuka secara resmi di Hangzhou International Expo Center, di Hangzhou – yang terletak di bagian timur China. Tampak hadir Presiden Amerika Barack Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan tidak ketinggalan Presiden Indonesia Joko Widodo. Seusai berjabat tangan, para pemimpin mengawali pembukaan KTT ke-11 itu dengan foto bersama.

Xi Jinping: Meski Ekonomi Mulai Pulih, Dunia Masih Hadapi Banyak Tantangan

Dalam pidato pembukaannya, Presiden China Xi Jinping mengatakan ekonomi dunia kini mulai pulih tetapi masih menghadapi tantangan dalam bidang keuangan, perdagangan dan investasi. Untuk itu Xi mengajak para pemimpin negara G20 merumuskan kebijakan yang efektif guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang imbang, kuat dan berkelanjutan. Ini dikarenakan kondisi ekonomi yang dihadapi negara-negara G20 saat ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami delapan tahun lalu. “Banyak tantangan dan resiko yang dialami perekonomian global”, tambahnya.

Inovasi, Revolusi Industri Baru dan Ekonomi Digital Jadi Isu Utama

KTT G20 yang akan berlangsung hingga 5 September akan mengangkat tiga isu utama yaitu inovasi, revolusi industri baru dan ekonomi digital. Ketiga isu utama ini akan dibahas dalam lima sesi, yang menghadirkan para pemimpin dunia sebagai pembicara. Presiden Indonesia Joko Widodo akan berbicara pada sesi kedua hari Senin (5/9).

Di sela-sela KTT ini juga dilangsungkan sejumlah pertemuan bilateral dan diskusi intensif tentang isu-isu strategis di luar pokok bahasan KTT, antara lain soal perubahan iklim dan terorisme.

PM Inggris Tegaskan Komitmen Bangun Hubungan dengan Rusia

Perdana Menteri Inggris Theresa May Minggu siang melangsungkan pertemuan pertamanya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di mana ia secara terang-terangan menyatakan “ingin membangun hubungan yang terbuka dengan Rusia, meski ada sejumlah perbedaan pandangan”. Beberapa tahun terakhir ini hubungan bilateral kedua negara memburuk seiring dukungan Rusia pada Presiden Suriah Bashar Al Assad dan dugaan pembunuhan dengan racun mantan mata-mata Rusia Alexander Litvinenko di London. “Meskipun ia mengakui adanya sejumlah perbedaan diantara kedua negara, saya harap kita bisa memulai hubungan dan dialog yang terbuka dan terang-terangan”, tegas May.

Pemimpin Jerman dan Turki Rundingkan Sejumlah Isu

Sementara dalam pertemuan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kedua pihak membahas isu migran dan penerapan perjanjian Uni Eropa-Turki. Merkel mengatakan telah melihat kemungkinan adanya “hasil positif” dalam perundingan pembebasan visa bagi warga Turki, tetapi pelaksanaannya masih membutuhkan waktu beberapa minggu lagi. Pembebasan visa bagi warga Turki yang masuk ke Uni Eropa adalah salah satu insentif bagi Turki yang ada dalam perjanjian untuk membatasi arus migran yang menyebrang Laut Tengah menuju ke Eropa. Tetapi Jerman meminta Turki memodifikasi definisi teroris dan aturan yang diberlakukan terhadap pihak yang dinilai sebagai teroris, sehingga wartawan dan akademisi tidak dimasukkan dalam kategori ini dan ditangkap. Namun Turki menolak permintaan itu.

Merkel Berharap Turki Cabut Larangan Melawat ke Incirlik

Kanselir Merkel juga berharap setelah pertemuan dengan Presiden Erdogan, Turki akan segera mencabut larangan bagi anggota parlemen Jerman mengunjungi personil militer mereka di pangkalan udara Turki. Turki menolak mengijinkan lawatan sejumlah anggota parlemen Jerman ke pangkalan udara Incirlik, yang merupakan salah satu pangkalan utama untuk melawan kelompok militan ISIS. Penolakan ini diduga terkait pernyataan parlemen Jerman Juni lalu yang menyebut pembunuhan warga Armenia oleh pasukan Ottoman Turki satu abad lalu sebagai genosida.

Menlu AS dan Rusia Bahas Upaya Akhiri Perang Saudara di Suriah

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga memanfaatkan pertemuan di sela-sela KTT G20 untuk membahas soal upaya mengakhiri perang saudara di Suriah. Keduanya menjajaki kemungkinan kemitraan militer Amerika-Rusia melawan kelompok-kelompok ekstremis di negara itu. Kerry mengatakan akan melanjutan pembicaraan dengan Lavrov hari Senin (5/9).

Sejumlah Negara Tamu, Perwakilan Organisasi Dunia Hadiri KTT G20

Selain 20 negara anggota, KTT kali ini juga dihadiri sejumlah negara tamu yaitu Spanyol, Chad, Mesir, Kazakhstan, Laos, Senegal, Singapura dan Thailand. Juga sejumlah pemimpin dan perwakilan organisasi internasional, antara lain PBB, Bank Dunia, Organisasi Buruh Internasional ILO, Organisasi Perdagangan Dunia WTO, Dana Moneter Internasional IMF dan lainnya. [em/al]