Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin memuji hubungan bilateral mereka yang kian erat Rabu (18/10) dalam pertemuan tatap muka mereka di Beijing.
Kedua pemimpin itu mengadakan pembicaraan di Balai Rakyat Agung di sela-sela forum yang menandai 10 tahun Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI), kebijakan utama Xi untuk membangun berbagai proyek infrastruktur besar-besaran di Asia, Afrika, Amerika Selatan serta beberapa bagian timur dan selatan Eropa.
Seraya menyebut sejawatnya dari Rusia itu sebagai “teman lama saya,” Presiden Xi mengatakan “kepercayaan politik” antara China dan Rusia telah bertambah besar, dengan kedua pihak berbagi “koordinasi strategis yang erat dan efektif.”
“Dalam kondisi sulit sekarang ini, koordinasi kebijakan luar negeri yang erat sangat dibutuhkan,” kata Presiden Putin dalam pernyataan pembukanya.
Kedua pemimpin mencatat bahwa perdagangan bilateral sedang mengarah di jalur yang tepat untuk mencapai rekor $200 miliar tahun ini.
Hanya beberapa pekan sebelum pasukan Rusia menginvasi Ukraina, Xi dan Putin menandatangani janji yang menyatakan kemitraan bilateral “tanpa batas.” Beijing sejak itu menjadi mitra ekonomi dan diplomat yang paling andal bagi Moskow ketika negara-negara Barat memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi yang keras sebagai tanggapan atas invasi itu.
Kunjungan Putin ke Beijing ini adalah perjalanannya yang kedua keluar negeri sejak Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada Maret lalu karena diduga melakukan kejahatan perang di Ukraina. Awal bulan ini ia bepergian ke Kirgizstan
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin, mewajibkan negara-negara anggota untuk menahan pemimpin Rusia itu jika ia menginjakkan kaki di teritori mereka. China maupun Kirgizstan bukan anggota ICC. [uh/ab]