Aktifitas proyek di Stadion Manahan Solo awal pekan ini tampak lengang. Alat berat berupa mesin perbaikan jalan dan mesin penjahit rumput lapangan hingga pekerja tak lagi sibuk seperti beberapa bulan sebelumnya. Bulan Mei ini sedianya menjadi batas waktu akhir penyelesaian proyek Stadion Manahan, salah satu dari enam venue Piala Dunia U-20. Namun pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah acara bergengsi itu membuat seluruh proyek pembangunan dan penyelesaian akhir lokasi-lokasi pertandingan dihentikan total.
Pemerintah telah merogoh APBN sekitar Rp 1,4 Triliun untuk seluruh kebutuhan Piala Dunia U-20, termasuk infrastruktur.
Ditemui VOA di Sukoharjo, hari Senin (8/5), Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, mengatakan bahwa meskipun Piala Dunia U-20 batal, seluruh aset venue yang tidak jadi dipakai masih akan tetap dipertahankan dan dimanfaatkan.
"Aset venue Piala Dunia U-20 tetap kita manfaatkan dong, kan aset untuk perkembangan dunia sepak bola selalu terpakai dan dioptimalkan dan bagus untuk dunia sepak bola ke depannya," jelas Dito.
Ada enam venue stadion di Indonesia yang kini berkelas dunia dan mengikuti standar FIFA, yaitu: Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan pemerintah kota sudah memiliki sejumlah rencana pemakaian stadion Manahan pasca pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Namun ia masih menunggu penyerahan aset stadion itu pasca diperbaiki pemerintah pusat.
Acara Pengganti
Pemerintah kini sedang melobi tim nasional di berbagai negara untuk melakukan uji coba tanding di stadion yang batal dipakai Piala Dunia U-20. Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo mengatakan laga tersebut akan menjadi pengobat kekecewaan batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Menurut Dito, venue stadion Piala Dunia U-20 yang tidak jadi dipakai akan menjadi prioritas pertandingan alternatif tersebut.
"Intinya kan stadion kan sudah diperbaiki. Sudah standar FIFA. Kita siapkan event olahraga pengganti, mengobati rasa kecewa para masyarakat pecinta sepakbola, kita juga sudah video call Ketua Umum PSSI pak Erick Tohir, komitmen menarik laga internasional. Untuk negara yang mana, tunggu saja info resminya ya," ujar Dito.
Your browser doesn’t support HTML5
Beberapa sumber yang tidak ingin disebut namanya mengatakan tim nasional yang tertarik bertanding di Indonesia adalah Palestina. Timnas Palestina akan berlaga melawan timnas merah putih di stadion Gelora Bung Tomo, Jawa Timur, Juni mendatang.
Tim nasional Argentina juga dilaporkan akan melawan tim nasional Indonesia, tetapi belum ada kepastian soal waktu dan lokasi. Kedua tim itu ada dalam daftar FIFA matchday Juni ini.
BACA JUGA: FIFA Jatuhkan Sanksi Ringan terhadap IndonesiaGibran Rakabuming Raka juga mengabarkan Stadion Manahan akan dipakai untuk laga Persis Solo melawan salah satu klub di Liga 1 Korea Selatan. Namun ia masih merahasiakan nama klub sepakbola tersebut.
"Yang sudah konfirmasi bisa untuk uji tanding lawan Persis Solo baru klub Korea K League. Satu klub lain (Eropa) masih tahap negosiasi. Baru tim dari Korea League 1 yang fix,” ujar putra sulung Presiden Jokowi itu.
Tidak hanya acara sepak bola, Stadion Manahan juga siap menjadi lokasi konser musik kelas dunia.
Organisasi sepak bola dunia, FIFA, hingga kini masih menggunakan lagu tema Piala Dunia U-20 karya anak bangsa Indonesia.
"Ya itu dari FIFA itu tetap menghargai peran dan posisi Indonesia, ini simbol masih memakai karya dari kita itu salah satu keuntungan kita, Indonesia," ujar Dito.
Di akun Instagram FIFA World Cup, FIFA mengumumkan lagu berjudul Glorious masih menjadi soundtrack Piala Dunia U-20 2023. Lagu itu dibawakan Lyodra, Tiara Andini, dan grup Weird Genius asal Indonesia.
"Glorious" (The Official Song of FIFA U-20 World Cup Argentina 2023™)... Out May 12th!,” tulis akun medsos FIFA. [ys/em]