Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen hari Selasa (15/4) mengatakan bank-bank terbesar Amerika mungkin perlu menyediakan modal tambahan untuk bisa menghadapi masa kesulitan finansial.
Pihak-pihak asing yang membeli sekuritas Departemen Keuangan Amerika meningkatkan pembelian Februari ke level yang memecahkan rekor lagi.
Departemen Keuangan Amerika mengatakan total pembelian oleh pihak asing naik 0,8 persen menjadi 5,89 triliun dollar dari 5,84 triliun dollar bulan Januari.
Tiongkok, pembeli terbesar sekuritas tersebut, mengurangi kepemilikannya 0,2 persen menjadi 1,27 triliun dollar. Jepang, pembeli terbesar kedua, menambah pembeliannya sebesar 0,8 persen menjadi 1,21 triliun dollar.
Permintaan luar negeri akan sekuritas Departemen Keuangan Amerika diperkirakan tetap kuat tahun ini, didukung oleh kepastian peminjaman lebih banyak setelah Kongres Amerika sepakat menangguhkan pembatasan pagu utang hingga Maret 2015.
Sementara itu Gubernur Bank Sentral Amerika Janet Yellen hari Selasa mengatakan bank-bank terbesar Amerika mungkin perlu menyediakan modal tambahan untuk bisa tahan menghadapi masa kesulitan finansial.
Dalam konferensi perbankan di Atlanta, Amerika, Yellen mengatakan berbagai peraturan saat ini mengenai seberapa banyak modal bank yang harus tersedia agar terlindung dari kerugian belum menjawab semua ancaman. Ia mengatakan Federal Reserve sedang mempertimbangkan langkah apa lagi yang mungkin diperlukan.
Ia mengatakan langkah-langkah semacam itu tampaknya akan berlaku hanya untuk bank-bank terbesar dan paling kompleks.
Kalangan perbankan memperingatkan pengetatan peraturan perbankan yang lebih jauh akan berujung pada berkurangnya kredit bagi bisnis dan lembaga keuangan, dan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Fed itu mengatakan pihak regulator perbankan harus memusatkan perhatian pada isu itu guna mencegah terulangnya kembali krisis keuangan tahun 2008, yang hampir menumbangkan sistem perbankan dan mengakibatkan resesi parah.
Minggu lalu, pihak regulator menyetujui persyaratan yang akan membuat ke-delapan bank terbesar di Amerika menambah modal sebanyak 68 miliar dollar untuk mematuhi peraturan yang bertujuan memastikan mereka bisa menghadapi kerugian yang sangat besar.
Departemen Keuangan Amerika mengatakan total pembelian oleh pihak asing naik 0,8 persen menjadi 5,89 triliun dollar dari 5,84 triliun dollar bulan Januari.
Tiongkok, pembeli terbesar sekuritas tersebut, mengurangi kepemilikannya 0,2 persen menjadi 1,27 triliun dollar. Jepang, pembeli terbesar kedua, menambah pembeliannya sebesar 0,8 persen menjadi 1,21 triliun dollar.
Permintaan luar negeri akan sekuritas Departemen Keuangan Amerika diperkirakan tetap kuat tahun ini, didukung oleh kepastian peminjaman lebih banyak setelah Kongres Amerika sepakat menangguhkan pembatasan pagu utang hingga Maret 2015.
Sementara itu Gubernur Bank Sentral Amerika Janet Yellen hari Selasa mengatakan bank-bank terbesar Amerika mungkin perlu menyediakan modal tambahan untuk bisa tahan menghadapi masa kesulitan finansial.
Dalam konferensi perbankan di Atlanta, Amerika, Yellen mengatakan berbagai peraturan saat ini mengenai seberapa banyak modal bank yang harus tersedia agar terlindung dari kerugian belum menjawab semua ancaman. Ia mengatakan Federal Reserve sedang mempertimbangkan langkah apa lagi yang mungkin diperlukan.
Ia mengatakan langkah-langkah semacam itu tampaknya akan berlaku hanya untuk bank-bank terbesar dan paling kompleks.
Kalangan perbankan memperingatkan pengetatan peraturan perbankan yang lebih jauh akan berujung pada berkurangnya kredit bagi bisnis dan lembaga keuangan, dan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Fed itu mengatakan pihak regulator perbankan harus memusatkan perhatian pada isu itu guna mencegah terulangnya kembali krisis keuangan tahun 2008, yang hampir menumbangkan sistem perbankan dan mengakibatkan resesi parah.
Minggu lalu, pihak regulator menyetujui persyaratan yang akan membuat ke-delapan bank terbesar di Amerika menambah modal sebanyak 68 miliar dollar untuk mematuhi peraturan yang bertujuan memastikan mereka bisa menghadapi kerugian yang sangat besar.