Yordania telah meminta semua maskapai penerbangan yang mendarat di bandara-bandaranya untuk membawa bahan bakar cadangan selama 45 menit, yang dipandang para ahli sebagai tindakan pencegahan jika terjadi serangan oleh Iran terhadap Israel.
Beberapa maskapai penerbangan telah menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon serta membatalkan penerbangan ke Israel dan Lebanon, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya konflik di wilayah tersebut setelah terbunuhnya para anggota senior kelompok-kelompok militan Hamas dan Hizbullah minggu lalu.
NOTAM, pemberitahuan keselamatan yang diberikan kepada pilot, dikeluarkan pada hari Minggu (4/8) oleh pihak berwenang Yordania, yang meminta semua maskapai penerbangan untuk membawa bahan bakar cadangan untuk "alasan operasional". Hal ini berlaku hingga pukul 22.00 GMT pada hari Selasa.
BACA JUGA: Menlu Yordania Lakukan Pembicaraan di Iran Seiring Meningkatnya Ketegangan di Timur TengahDalam sebuah buletin, OPSGROUP, sebuah organisasi berbasis keanggotaan yang membagikan informasi risiko penerbangan, mengatakan bahwa langkah ini dilakukan menjelang penutupan wilayah udara Yordania yang telah diantisipasi, sebuah langkah pencegahan jika terjadi serangan terhadap Israel oleh Iran.
"NOTAM Yordania relevan karena pada serangan udara di bulan April terhadap Israel, Yordania merupakan negara pertama yang menutup wilayah udara mereka melalui NOTAM, bahkan lebih dulu daripada Israel, Iran, atau Irak," ujar Mark Zee, kepala eksekutif OPSGROUP, kepada Reuters.
"Waktu 45 menit dimaksudkan untuk menyediakan bahan bakar tambahan yang cukup bagi pesawat untuk meninggalkan wilayah udara Yordania dan mendarat di tempat lain," tambahnya.
BACA JUGA: Para Menlu G7 Desak Upaya untuk Hindari Peningkatan Ketegangan di TimtengPenutupan wilayah udara yang terkait dengan perang bisa memberlakukan pembatasan penting pada lalu lintas udara.
Perang di Ukraina, misalnya, telah mengakibatkan kendala yang signifikan pada wilayah udara Eropa, yang sudah berada di bawah tekanan akibat pemogokan pengawas lalu lintas udara dan permintaan layanan penerbangan yang kuat.
Di Timur Tengah, para ahli mengatakan bahwa dampaknya bisa lebih besar lagi.
"Sebuah serangan oleh Iran ke Israel akan mengakibatkan penutupan beberapa rute udara yang paling ramai di dunia," kata Ian Petchenik, juru bicara pelacak penerbangan FlightRadar24.
"Penutupan wilayah udara ini akan memaksa pesawat terbang ke koridor yang semakin menyempit ke utara dan selatan.
Penutupan rute-rute ini secara terus menerus akan menyebabkan perubahan besar pada lalu lintas udara internasional." [my/jm]
Your browser doesn’t support HTML5