Yunani akan mengadakan pemilihan umum baru setelah gagalnya usaha pembentukan pemerintahan koalisi, pasca pemilu 6 Mei lalu yang gagal memilih pemenang.
Para pemimpin politik telah berjuang berhari-hari untuk membentuk berbagai koalisi tetapi tidak berhasil.
Pada hari Selasa, politisi Yunani mengakui bahwa pemilihan yang baru adalah satu-satunya jawaban. Pemilihan itu diperkirakan akan berlangsung pada 17 Juni.
Pada pemilu bulan Mei tersebut, mayoritas pemilih mendukung partai yang menentang langkah-langkah penghematan drastis di Yunani. Langkah-langkah tersebut adalah syarat untuk mendapat dana talangan dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional, untuk mencegah Yunani gagal membayar utang- utang mereka.
Menurut jajak pendapat yang diambil selama seminggu terakhir, partai radikal kiri Syriza, yang menempati posisi kedua dalam pemilu bulan Mei, sekarang berada di tempat pertama. Partai ini telah mengambil posisi yang keras menengtang langkah-langkah penghematan Yunani dan ingin merundingkan kembali paket dana talangan tersebut.
Vassilis Monastiriotis, dari London School of Economics, mengatakan kepada VOA, partai tersebut tidak mungkin memenangkan mayoritas mutlak di parlemen. Namun dia mengatakan mereka mungkin mendapatkan cukup suara untuk mengarahkan kebijakan Yunani.
"Mereka mungkin dapat membentuk pemerintah koalisi karena merupakan partai terkuat di parlemen sehingga pemerintahan koalisi akan ada di tangan mereka daripada mereka menjadi partai terkecil dan memiliki pengaruh yang lebih kecil pula,” kata Monastiriotis.
Namun dia mengatakan, tujuan partai tersebut merundingkan kembali persyaratan dana talangan, tampaknya tak akan mendapat banyak kemajuan.
Menurutnya Uni Eropa tidak mungkin mengubah ketentuan-ketentuan perjanjian.
"Jika mereka berkeras menjalankan maksud mereka, sangat mungkin akan terjadi kebuntuan pada tingkat Eropa dan ini berpotensi menyebabkan keluarnya negara tersebut dari zona euro,” papar Monastiriotis.
Partai Syriza, bersama dengan mayoritas rakyat Yunani, menyatakan ingin tetap berada dalam zona euro. Para pemimpin Eropa juga menekankan komitmen mereka untuk menjaga Yunani tetap bersama Uni Eropa. Namun banyak analis mengatakan negara yang kekurangan uang tersebut bisa jadi akan keluar dari zona Euro dalam tahun mendatang.
Yunani sekarang dalam tahun kelima resesi. Berdasarkan angka yang diterbitkan hari Selasa, ekonomi Yunani merosot lebih dari 6 persen pada kuartal pertama dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kantor kepresidenan mengatakan hari Selasa bahwa Presiden Karolos Papoulias akan mengadakan pembicaraan hari Rabu untuk membentuk pemerintah sementara.
Pada hari Selasa, politisi Yunani mengakui bahwa pemilihan yang baru adalah satu-satunya jawaban. Pemilihan itu diperkirakan akan berlangsung pada 17 Juni.
Pada pemilu bulan Mei tersebut, mayoritas pemilih mendukung partai yang menentang langkah-langkah penghematan drastis di Yunani. Langkah-langkah tersebut adalah syarat untuk mendapat dana talangan dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional, untuk mencegah Yunani gagal membayar utang- utang mereka.
Menurut jajak pendapat yang diambil selama seminggu terakhir, partai radikal kiri Syriza, yang menempati posisi kedua dalam pemilu bulan Mei, sekarang berada di tempat pertama. Partai ini telah mengambil posisi yang keras menengtang langkah-langkah penghematan Yunani dan ingin merundingkan kembali paket dana talangan tersebut.
Vassilis Monastiriotis, dari London School of Economics, mengatakan kepada VOA, partai tersebut tidak mungkin memenangkan mayoritas mutlak di parlemen. Namun dia mengatakan mereka mungkin mendapatkan cukup suara untuk mengarahkan kebijakan Yunani.
"Mereka mungkin dapat membentuk pemerintah koalisi karena merupakan partai terkuat di parlemen sehingga pemerintahan koalisi akan ada di tangan mereka daripada mereka menjadi partai terkecil dan memiliki pengaruh yang lebih kecil pula,” kata Monastiriotis.
Namun dia mengatakan, tujuan partai tersebut merundingkan kembali persyaratan dana talangan, tampaknya tak akan mendapat banyak kemajuan.
Menurutnya Uni Eropa tidak mungkin mengubah ketentuan-ketentuan perjanjian.
"Jika mereka berkeras menjalankan maksud mereka, sangat mungkin akan terjadi kebuntuan pada tingkat Eropa dan ini berpotensi menyebabkan keluarnya negara tersebut dari zona euro,” papar Monastiriotis.
Partai Syriza, bersama dengan mayoritas rakyat Yunani, menyatakan ingin tetap berada dalam zona euro. Para pemimpin Eropa juga menekankan komitmen mereka untuk menjaga Yunani tetap bersama Uni Eropa. Namun banyak analis mengatakan negara yang kekurangan uang tersebut bisa jadi akan keluar dari zona Euro dalam tahun mendatang.
Yunani sekarang dalam tahun kelima resesi. Berdasarkan angka yang diterbitkan hari Selasa, ekonomi Yunani merosot lebih dari 6 persen pada kuartal pertama dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kantor kepresidenan mengatakan hari Selasa bahwa Presiden Karolos Papoulias akan mengadakan pembicaraan hari Rabu untuk membentuk pemerintah sementara.