Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Selasa (27/8) bahwa perang dengan Rusia pada akhirnya akan berakhir melalui dialog. Tetapi, kata dia, Kyiv harus berada dalam posisi yang kuat, dan bahwa dia akan menyampaikan rencana tersebut kepada Presiden AS Joe Biden dan dua calon yang berpotensi menjadi penggantinya.
“Tidak ada kompromi dengan Putin, dialog hari ini pada prinsipnya tidak ada muatannya dan tidak berarti, karena dia tidak ingin mengakhiri perang secara diplomatis. Dia tidak menginginkannya, dia berpura-pura siap untuk cara diplomatis, tetapi dengan syarat memberi 30 persen tanah kami kepadanya,” ujar Zelenskyy.
Pemimpin Ukraina itu, dalam sebuah konferensi pers mengatakan, serangan tiga pekan Kyiv ke wilayah Kursk di Rusia, merupakan bagian dari rencana tersebut. Tetapi menurut Zelenskyy, rencana itu juga mencakup langkah-langkah lain di bidang ekonomi dan diplomatik.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang langkah selanjutnya itu, tetapi mengatakan dia juga akan membahas rencana tersebut dengan Wakil Presiden Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat, dan mungkin juga dengan Donald Trump, calon dari Partai Republik. Keduanya merupakan calon presiden AS dalam pemilu mendatang.
BACA JUGA: Rusia Absen dari Pertemuan DK PBB Soal Hukum Humaniter InternasionalZelenskyy mengatakan, dia berharap dapat berkunjung ke Amerika Serikat pada September, untuk menghadiri Sidang Umum PBB di New York, dan bahwa dia sedang mempersiapkan diri untuk bertemu Biden.
Pernyataannya menunjukkan, bahwa dia melihat forum pembicaraan utama di PBB tersebut potensial sebagai tindak lanjut, dari pertemuan puncak internasional tentang perdamaian, di mana Ukraina menginginkan Rusia mengirimkan perwakilan.
Pertemuan puncak pertama untuk memaparkan visi perdamaian Kyiv, yang diadakan di Swiss pada Juni lalu, secara tegas meminggirkan Rusia. Namun pertemuan itu menghadirkan banyak delegasi, meski tidak ada perwakilan dari China, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia, meskipun Ukraina berusaha menarik dukungan negara-negara di belahan bumi selatan.
Zelenskyy bersikukuh, Rusia ingin mendikte persyaratan bagi Ukraina untuk setiap penyelesaian perang, sesuatu yang dianggap Kyiv tidak dapat diterima.
Dia mengatakan, serangan ke wilayah Kursk telah mengurangi jumlah negara di dunia, yang meminta Ukraina berkompromi dengan Rusia guna mengakhiri perang dan menyerahkan sebagian besar wilayahnya.
Dia juga mengatakan, bahwa Ukraina terus membuat kemajuan dalam produksi senjata dalam negerinya, dan telah melakukan uji coba pertama rudal balistik yang diproduksi di dalam negeri. [ns/ka]