Zelenskyy akan Bertemu NATO, Pemimpin Eropa untuk Upayakan Peningkatan Pertahanan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Polandia di Lviv, 17 Desember 2024.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Rabu (18/12) dijadwalkan bertemu dengan pemimpin NATO Mark Rutte dan para pemimpin Eropa di Brussels sewaktu Ukraina berupaya meningkatkan pertahanannya dalam menghadapi pasukan Rusia.

Zelenskyy, Selasa (17/12) menyebut tentang kebutuhan darurat untuk meningkatkan bantuan militer bagi Ukraina, terutama sistem pertahanan udara.

“Kita harus melakukan apa pun yang memungkinkan untuk menghancurkan kemampuan Rusia dalam melancarkan perang dari jarak sejauh-jauhnya,” kata Zelenskyy. “Untuk itu, kami memerlukan lebih banyak drone, lebih banyak artileri modern, dan rudal jarak jauh.”

Pembicaraan hari Rabu berlangsung sebulan sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump mulai menjabat, menimbulkan ketidakpastian mengenai seberapa jauh dukungan AS yang berkelanjutan untuk Ukraina dari pemerintahan yang baru itu.

Di antara yang diperkirakan akan bertemu dengan Zelenskyy di Brussels adalah Kanselir Jerman Olaf Scholz, PM Polandia Donald Tusk, PM Italia Giorgia Meloni, PM Denmark Mette Frederiksen, Presiden Dewan Eropa António Costa dam Presiden Komisi Erpa Ursula von der Leyen.

Menjelang pembicaraan, Rusia meluncurkan lagi serangan udara pada Selasa malam.

Gubernur Cherkasy, Ukraina, Ihor Taburets, Rabu (18/12) mengatakan di aplikasi perpesanan Telegram bahwa pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 13 drone. Ia mengatakan tidak ada kerusakan infrastruktur di daerahnya.

Gubernur Khmelnytskyi Serhii Tiurin, Rabu (18/12) mengatakan pasukan Ukraina menembak jatuh dua drone.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah menghancurkan dua drone Ukraina di wilayah Belgorod, serta sebuah drone di Bryansk dan satu lagi di Kursk.

Serangan Moskow

Rusia, Rabu (18/12) mengatakan telah menahan tersangka pembunuh Letjen Igor Kirillov, komandan pasukan perlindungan nuklir, biologi dan kimia militer Rusia.

Pihak berwenang menggambarkan tersangka sebagai warga negara Uzbekistan yang direkrut dinas intelijen Ukraina untuk melancarkan serangan hari Selasa (17/12) di Moskow.

Seorang pejabat di Dinas Keamanan Ukraina (SBU), Selasa (17/12) mengatakan bahwa badan itu berada di belakang serangan di Moskow dan menyebut Kirillov seorang “penjahat perang dan benar-benar target yang sah.”

Beberapa negara, termasuk Inggris dan Kanada, telah menjatuhkan sanksi kepada Kirillov, 54, atas tindakannya dalam perang yang dilancarkan Moskow selama hampir tiga tahun di Ukraina. [uh/jm]

Beberapa informasi untuk cerita ini berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.