Presiden Ukraina menegur Dewan Keamanan PBB pada Selasa (5/4) karena kelambanannya dalam menghentikan perang Rusia melawan negaranya dan menyerukan agar Moskow bertanggung jawab atas kejahatan yang telah dilakukan di Ukraina.
“Kita berhadapan dengan negara yang mengubah hak veto Dewan Keamanan PBB menjadi hak untuk mati,” kata Presiden Volodymyr Zelenskyy tentang Rusia, yang telah menggunakan hak vetonya untuk memblokir tindakan apa pun di dewan tersebut.
“Ini merusak seluruh struktur keamanan global. Hak veto itu memungkinkan mereka untuk tidak dihukum. Jadi, mereka menghancurkan semua yang mereka bisa hancurkan.”
BACA JUGA: Zelenskyy: Dunia Belum Melihat Kekejaman Rusia SepenuhnyaPresiden Zelensky berbicara dalam bahasa Ukraina kepada dewan beranggotakan 15 negara melalui tautan video selama sekitar 15 menit. Dia mengenakan kemeja hijau tentara yang sekarang menjadi ciri khasnya, dan bendera Ukraina terlihat di bahu kanannya.
Dia berbicara hanya beberapa hari setelah pasukan Rusia mundur dari Bucha, wilayah pinggiran Kota Kyiv, di mana penduduk dan pejabat lokal melaporkan lebih dari 300 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan Rusia selama pendudukan kota itu. Moskow membantah terlibat dan menyalahkan pasukan “radikal” Ukraina atas tewasnya warga sipil tersebut.
Dia mengatakan harus ada juga pertanggungjawaban atas kekejaman yang dilakukan terhadap rakyatnya.
“Militer Rusia dan mereka yang memberi perintah harus segera dibawa ke pengadilan atas kejahatan perang di Ukraina,” kata Zelenskyy, sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin harus menghadapi pengadilan kejahatan perang.
BACA JUGA: Dubes AS untuk PBB: Kursi Rusia di Dewan HAM PBB Harus DitangguhkanKepada para diplomat, Zelenskyy juga menunjukkan sebuah video grafis pendek namun brutal tentang mayat-mayat di beberapa kota Ukraina, termasuk Bucha. Banyak yang terbakar dan hangus tak bisa dikenali lagi; sebagian dengan tangan terikat di belakang punggung mereka.
Sebagian besar tergeletak di jalan atau berada di tumpukan. Sedikitnya satu anak termasuk di antara mayat-mayat itu. Sebuah kuburan massal juga diperlihatkan. Utusan Ukraina untuk PBB menonton video itu dengan berlinang air mata.
Duta besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menolak video tersebut dan klaim Ukraina bahwa Rusia telah melakukan kekejaman, bahkan mengakui kesulitan militer Rusia dalam bergerak maju di negara itu, katanya untuk menghindarkan korban sipil. [lt/ka]