Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada hari Selasa (28/6) bahwa dia menekankan perlunya “sistem pertahanan rudal yang kuat untuk Ukraina untuk mencegah serangan teroris Rusia” dalam pembicaraan dengan pemimpin NATO.
Pembicaraan telepon dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg itu dilakukan menjelang dimulainya pertemuan puncak para pemimpin NATO di Madrid di mana Ukraina diperkirakan menjadi salah satu topik utama.
“Pada KTT NATO, kami akan meningkatkan dukungan untuk mitra dekat kami Ukraina, sekarang dan untuk jangka panjang,” cuit Stoltenberg setelah berbicara dengan Zelenskyy. “Sekutu NATO mendukung Anda.”
Stoltenberg mengatakan Senin (27/6) bahwa aliansi militer Barat mengumumkan peningkatan tujuh kali lipat jumlah pasukannya dalam siaga dari 40.000 menjadi lebih dari 300.000.
Kru penyelamat di Ukraina tengah bekerja pada hari Selasa (28/6) untuk mencari para korban selamat di sebuah pusat perbelanjaan di mana pasukan Rusia melakukan serangan rudal pada hari Senin, menewaskan sedikitnya 18 orang.
Zelenskyy mengatakan ada lebih dari 1.000 warga sipil di dalam mal di kota Kremenchuk pada saat terjadi serangan itu. “Ini bukan serangan yang tidak disengaja. Ini adalah serangan Rusia yang diperhitungkan tepat di pusat perbelanjaan ini,” kata Zelenskyy pada hari Senin melalui tayangan video pada malam harinya. Dia menambahkan bahwa serangan itu “adalah salah satu serangan teroris paling berani dalam sejarah Eropa,” jelasnya.
Zelenskyy menyatakan sebelumnya lewat aplikasi layanan pengiriman pesan Telegram bahwa jumlah korban “bahkan tidak bisa dibayangkan” dan dia mengatakan bahwa pusat perbelanjaan yang terletak di sebuah kota 300 kilometer arah tenggara dari ibukota, Kyiv itu “tidak berbahaya bagi tentara Rusia, tidak memiliki nilai strategis.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan lewat cuitan di Twitter, “Dunia ngeri dengan serangan rudal Rusia hari ini, yang menghantam pusat perbelanjaan Ukraina yang ramai, yang terbaru dalam serangkaian kekejaman. Kami akan terus mendukung mitra kami Ukraina dan meminta pertanggungjawaban Rusia, termasuk mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman ini.”
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyebut serangan itu “menyedihkan” dan mengatakan Dewan Keamanan PBB akan bertemu Selasa (28/6) atas permintaan Ukraina setelah serangan itu.
Kelompok Tujuh (G7)
Para pemimpin Kelompok Tujuh ekonomi industri terkemuka menutup pertemuan Selasa (28/6) di Jerman dengan menyatakan dukungan bagi Ukraina dan janji untuk “terus memberlakukan biaya ekonomi yang parah dan langsung pada rezim Presiden (Vladimir) Putin untuk agresi yang tidak dapat dibenarkan terhadap Ukraina.”
Pernyataan itu mengatakan negara-negara G7 akan meningkatkan upaya untuk mengatasi dampak perang yang lebih luas, termasuk pada pasokan energi dan makanan global.
Para pemimpin juga mengatakan mereka akan mempertimbangkan berbagai cara untuk melarang layanan “yang memungkinkan transportasi minyak mentah dan produk minyak laut Rusia secara global, kecuali jika minyak dibeli dengan atau di bawah harga yang akan disepakati dalam konsultasi dengan mitra-mitra internasional.”
Mereka mengatakan rencana seperti itu akan memungkinkan negara-negara yang paling rentan bisa mempertahankan akses ke pasar energi Rusia.
Selain upaya untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan energi Rusia, putaran sanksi yang telah diberlakukan telah menarget ekspor energi Rusia untuk menekan pemimpin Rusia Vladimir Putin agar mengakhiri perang dan berusaha menghambat kemampuan Rusia untuk mendanai upaya perangnya. [lt/ab]