Zelenskyy Serukan Pengadilan Khusus untuk Selidiki ‘Kejahatan Agresi’ Rusia

Tim penyelamat berada di atas bangunan tempat tinggal yang hancur sebagian di Sloviansk, di tengah invasi militer Rusia di Ukraina. (Foto: AFP)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (4/5) menyerukan dibentuknya pengadilan khusus untuk menuntut pertanggungjawaban Rusia atas invasinya ke Ukraina. Ia menyampaikan itu dalam pidatonya di Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) di Den Haag.

“Hanya satu kejahatan Rusia yang mengarah pada seluruh kejahatan ini: ini adalah kejahatan agresi, dimulainya kejahatan, kejahatan utama. Harus ada pertanggungjawaban atas kejahatan in,” kata Zelenskyy.

Presiden Volodymyr Zelenskyy menyampaikan pidato tentang perlunya pertanggungjawaban Rusia terkait agresinya terhadap Ukraina, di Den Haag, Belanda, 4 Mei 2023. (Foto: via AP)

Pemimpin Ukraina itu tiba pada Rabu malam di Belanda setelah melakukan kunjungan mendadak sebelumnya hari itu ke Finlandia, untuk mengikuti pertemuan puncak dengan para pemimpin dari lima negara Nordik.

ICC pada Maret lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin atas tuduhan kejahatan perang yang melibatkan dugaan deportasi dan pemindahan anak-anak dari Ukraina ke Rusia. .

Serangan Rudal dan Drone

Para pejabat Ukraina mengatakan rudal-rudal dan pesawat nirawak Rusia menyerang Kyiv dan Odesa pada Kamis dini hari.

Pemerintah Kota Kyiv mengatakan, “Rusia telah menyerang Kyiv dengan menggunakan Shahed yang mengeluarkan amunisi dan rudal, kemungkinan jenis balistik,” tetapi menambahkan bahwa semua rudal dan drone tersebut telah dihancurkan.

Komando militer selatan Ukraina mengatakan 12 dari 15 rudal yang diluncurkan di Odesa telah dihancurkan. Tiga menghantam kampus sebuah universitas, tetapi tidak ada korban.

Tim penyelamat bekerja di puing-puing bangunan tempat tinggal yang rusak di Uman, di Oblast Cherkasy, Ukraina tengah, pada 28 April 2023, setelah serangan rudal Rusia menargetkan beberapa kota di Ukraina dalam semalam. (Foto: AFP)

Kremlin pada Rabu mengklaim bahwa Ukraina meluncurkan dua drone ke kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin pada malam sebelumnya tetapi dinas keamanan berhasil melumpuhkannya, dan pemimpin Rusia itu tidak terluka.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis mengatakan AS memutuskan serangan itu dan Ukraina yang melancarkannya. Klaim Rusia tidak dapat segera diverifikasi, dan seorang pejabat Ukraina mengatakan pemerintah Kyiv tidak ada hubungannya dengan dugaan serangan drone terhadap Kremlin.

Kremlin menyatakan “menganggap aksi-aksi semacam itu sebagai serangan teroris yang direncanakan dan upaya pembunuhan terhadap presiden,” dan berhak untuk membalas. Kremlin mengatakan “tindakan yang tepat waktu diambil oleh militer dan dinas rahasia” telah melumpuhkan drone-drone itu.

BACA JUGA: Rusia Tuduh Ukraina Berupaya Bunuh Putin, Ukraina Bantah

Putin sedang tidak berada di Kremlin pada saat insiden itu, menurut juru bicaranya Dmitry Peskov.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ia tidak dapat memverifikasi laporan Kremlin. “Saya akan menanggapi apa pun yang keluar dari Kremlin dengan keraguan sangat besar,” ujarnya.

Dalam komentar yang dikirim ke kantor berita Reuters, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan tuduhan bahwa Kyiv berada di belakang serangan itu, dan penangkapan para tersangka pelaku sabotase Ukraina di Krimea oleh Rusia, dapat mengisyaratkan bahwa Moskow sedang merencanakan serangan “teroris” skala besar terhadap Ukraina dalam beberapa hari mendatang.

Orang-orang melihat Lapangan Merah kosong yang ditutup untuk persiapan Parade Kemenangan di sebelah Kremlin Moskow, di Moskow, Rusia, Rabu, 3 Mei 2023. (Foto: AP)

“Tentu saja, Ukraina tidak ada hubungannya dengan serangan drone terhadap Kremlin. Kami tidak menyerang Kremlin karena, pertama-tama, ini tidak menyelesaikan tugas militer apa pun,” kata Podolyak.
“Menurut pendapat saya, jelas sekali bahwa kedua laporan, mengenai serangan terhadap Kremlin dan penahanan para penyabot Ukraina di Krimea … mengindikasikan persiapan untuk provokasi teroris skala besar oleh Rusia dalam beberapa hari mendatang,” kata Podolyak.

Juga pada Kamis, kawasan gudang produk di sebuah fasilitas pengilangan di Rusia Selatan terbakar setelah serangan drone. Kantor berita Rusia Tass mengatakan kebakaran di kilang Ilsky, di dekat kota pelabuhan Laut Hitam Novorossiisk, di wilayah Krasnodar, dapat dipadamkan dua jam kemudian dan fasilitas itu kini bekerja normal. [uh/lt]