Salah satu obat melepas kerinduan akan tanah air bagi para Diaspora Indonesia di Amerika adalah dengan menikmati santapan asal Indonesia. ‘Waroeng Jajanan’ yang terletak di kota Seattle, negara bagian Washington menjadi tempat melepas kerinduan tersebut bagi warga Indonesia setempat.
Diaspora Indonesia di Houston, negara bagian Texas, kini memiliki satu lagi restoran yang menyajikan makanan tanah air. Margaret bersama rekan bisnisnya, Sulis, membuka Red Wok tahun 2017 lalu. Walaupun nama restorannya seperti restoran Cina, Red Wok juga menyajikan berbagai menu Indonesia.
Tempe memang semakin banyak dikenal di Amerika. Salah satunya adalah “Andri’s Tempeh” dari Houston, Texas. Pemiliknya adalah diaspora Indonesia, Andriani, dan rekan bisnisnya, warga Amerika yang pernah lama tinggal di Indonesia, Ryan Mullin. Simak liputan tim VOA berikut ini.
Di Austin, Texas, makanan Indonesia belum terlalu dikenal. Itulah alasan pemilik restoran “Eurasia”, Andre Dinata, untuk tidak menamakan restorannya dengan nama Indonesia. Bersama istrinya, Lily, keduanya memperkenalkan makanan Indonesia kepada pelanggan restoran mereka yang mayoritas warga AS.
Setiap tahun di AS, kita akan menemui berbagai santapan dengan rasa pumpkin atau labu dan ubi manis dalam menu musiman dari hari Thanksgiving hingga Natal. Sebuah restoran di pinggiran kota Washington DC, Soupergirl, khusus menyajikan sup, mengakomodasi hasil panen musiman dari perkebunan setempat.
Hingga kini warga Shanghai masih terus antri untuk bisa menikmati secangkir kopi di Starbucks Reserve Roastery yang dibuka oleh perusahaan kopi Amerika Starbucks. Reserve Roastery Shanghai ini merupakan yang kedua dibuka di dunia, setelah yang pertama didirikan di kota asal Starbucks, Seattle.
“Mama Yu”, restoran milik pasangan suami istri, Hendro Pramono dan Ayu Sulastri. Membidik pangsa pasar pekerja asal Indonesia dan Amerika yang bekerja pada perusahaan minyak di Houston, restoran ini juga memperluas pangsa pasar ke komunitas Muslim dengan mengusung label halal.
Rita Herni, Diaspora Indonesia di Portland, Oregon, bercita-cita suatu hari dapat membuka restoran atau food cart Indonesia di kota ini. Saat ini, ia mencoba memperkenalkan beragam menu daerah Indonesia melalui PopUp restoran, mulai dari menu makanan Jawa, Padang hingga Sulawesi, sekali sebulan.
Kunang-kunang dapat ditemui di seluruh dunia. Tapi hanya di beberapa tempat di bumi yang terdapat spesies kunang-kunang yang dapat menyelaraskan cahayanya. Salah satu tempat tersebut adalah, pegunungan Great Smoky di Tennessee.
Universitas Corban, perguruan tinggi Kristen di kota Salem, ibu kota negara bagian Oregon. Selama delapan tahun terakhir, sekitar 60 mahasiswa Indonesia asal Papua menempuh pendidikan sarjana S1 dari berbagai jurusan, seperti bisnis, manajemen, ilmu bahasa dan ilmu kesehatan di Universitas ini.
Setelah 18 tahun bekerja sebagai arsitek di AS, Haris Koentjoro, kini mewujudkan mimpinya, dengan mendirikan inPlace Design. Sebagai diaspora Indonesia di AS, Haris aktif berbagi ilmu dengan para arsitek muda di Indonesia dan membuka pintu inPlace Design bagi mereka yang ingin bekerja magang di AS.
Lifia Teguh, mahasiswi jurusan Piano Performance di Portland State University, di Portland, Oregon, bercita-cita menjadi musisi yang dapat memberdaya-gunakan mantan pekerja seks dan anak-anak terlantar. Lifia juga serius memperkenalkan Indonesia melalui medium piano kepada publik Amerika.
Portland, di negara bagian Oregon, dikenal sebagai kota hijau yang ramah terhadap pejalan kaki, pesepeda dan pengguna moda transportasi publik. Hal tersebut dimungkinkan dengan dibangunnya berbagai fasilitas yang mendukung, seperti sebuah jembatan yang tak boleh dilalui kendaraan bermotor pribadi.
Mosier, kota kecil yang berjarak sekitar 1 jam berkendara dari Portland, Oregon. Tapi siapa mengira, kalau di kota ini, ada sebuah gerobak makanan yang menjual makanan Indonesia. Pemiliknya, pasangan suami istri, Bill Osborne dan Inge Lie. Inge, diaspora Indonesia asal Tulung Agung, Jawa Timur.
Bagi pemilik usaha kecil, menjual produk melalui toko-toko pop up, merupakan pilihan untuk mengurangi resiko merugi, terlebih di AS, di mana biaya sewa lokasi tidaklah murah. Lolo Santosa, diaspora Indonesia di Los Angeles memilih jalur itu untuk menjual berbagai barang produksi Indonesia.
Kadang-kadang biaya manufaktur di Amerika dapat menjadi mahal karena biaya tenaga kerja dan lahan yang mahal.Perusahaan multi nasional pembuat gitar listrik dengan merek “PRS”, tetap memproduksi sepertiga dari gitarnya di Maryland, tak jauh dari lokasi tempat gitar ini pertama kali dibuat.
Danelle Johnson mulai merancang baju-bajunya sendiri sejak remaja. Visi dalam mendesain pakaian memotivasinya untuk memulai perusahaan sendiri, dengan merintis sebuah butik berjalan. Wirausahawati fashion ini menarik pelanggan yang memilih berbelanja butiknya ketimbang di mall atau melalui online.
Tunjukkan lebih banyak