Presiden AS Donald Trump mengatakan Rabu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengambil keputusan yang sangat bijak dan masuk akal untuk menangguhkan rencana peluncuran misil yang diarahkan ke Guam.
Dalam cuitannya di Twitter, Trump mengatakan, seandainya Korea Utara melakukannya, itu akan menjadi bencana dan tidak bisa diterima.
Pemimpin Korea Utara itu hari Selasa (15/8), dikutip media pemerintah, mengatakan, ia membatalkan rencana menembakkan empat misil dengan melintasi wilayah udara Jepang ke parairan dekat Guam, sekitar 3400 kilometer ke Selatan, untuk melihat apakah AS masih bersikukuh dengan tindakannya yang sangat berbahaya dan ceroboh.
China, penyokong ekonomi Korea Utara dan satu-satunya sekutu besarnya, mengatakan, Pyongyang dan Washington harus sama-sama menahan diri untuk tidak melanjutkan sikap saling ancam seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Kim menyombongkan diri bahwa Korea Utara kini memiliki kemampuan menyerang daratan AS dengan misil, sementara Trump mengatakan, AS akan membalas setiap serangan Korea Utara dengan tindakan yang belum pernah disaksikan dunia. Sehari kemudian Trump mengatakan, peringatannya mungkin tidak cukup keras.
China mengungkapkan, Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan kepada sejawatnya dari Rusia, Sergei Lavrov, kedua negara perlu bekerjasama untuk menghentikan ketegangan sehingga tidak ada satupun pihak yang dapat memicu insiden baru.
Wang dikutip mengatakan "tugas terpenting yang harus dilakukan adalah agar Amerika dan Korea Utara menahan diri untuk tidak saling mengancam dengan kata-kata dan tindakan, guna mendinginkan suasana dan mencegah timbulnya krisis bulan Agustus."
Kementerian Luar Negeri China mengutip Lavrov yang mengatakan ketegangan antara AS dan Korea Utara dapat meningkat jika AS dan Korea Selatan bersikukuh untuk menggelar latihan militer bersama dalam skala besar pada tanggal 21 Agustus mendatang. [ab/uh]