Sekjen PBB António Guterres mengatakan bahwa solusi politik harus ditemukan untuk isu nuklir Korea Utara, karena potensi dampak tindakan militer "terlalu mengerikan bahkan untuk direnungkan."
"Ketegangan yang terkait dengan semenanjung Korea berada pada tingkat yang belum pernah disaksikan selama beberapa dekade," kata Guterres dalam sebuah konferensi pers singkat di PBB.
Gutterres juga memperingatkan, "Sementara ketegangan meningkat, demikian pula risiko salah paham, salah perhitungan atau eskalasi."
"Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk meredakan retorika dan meningkatkan diplomasi," imbuhnya.
Pekan lalu, ketegangan mencapai titik tertinggi baru antara Amerika dan Korea Utara, ketika pemimpin Kim Jong Un mengancam akan menembakkan rudal ke perairan di lepas pantai Guam, yang merupakan wilayah AS di Pasifik.
Sebagai tanggapan Presiden Amerika Donald Trump memperingatkan Korea Utara akan melihat "kekuatan dan kemarahan seperti yang belum pernah disaksikan dunia sebelumnya" jika mereka melaksanakan ancamannya.
Tanggal 5 Agustus lalu, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat memberlakukan sanksi ekonomi baru terhadap Korea Utara karena melakukan dua peluncuran rudal yang dilarang bulan Juli.
Sanksi-sanksi terbaru itu adalah yang terberat sejauh ini, dan jika diterapkan sepenuhnya akan mengurangi sepertiga pendapatan ekspor tahunan Korea Utara, uang yang mendanai program senjata nuklirnya.
Sekjen PBB mengatakan resolusi Dewan Keamanan merupakan kesempatan bagi keterlibatan diplomatik dan dialog baru guna menyelesaikan krisis, dan ia menawarkan bantuan untuk menemukan solusi. Guterres mendesak Korea Utara dan Korea Selatan agar melakukan dialog yang kredibel dan bermakna, termasuk langkah-langkah membangun kepercayaan untuk meredakan ketegangan.[my/ds]