Tembok perbatasan antara Amerika dan Meksiko yang dijanjikan Presiden Donald Trump mungkin akan menimbulkan pertarungan mengenai anggaran ketika Kongres kembali bersidang September, karena Fraksi Demokrat – dan sebagian anggota Fraksi Republik – akan memperdebatkan apakah akan mulai membangun tembok yang memerlukan biaya 1,6 miliar dolar.
Tembok itu panjangnya 2.700 kilometer jauhnya dari Capitol Hill -- di daerah perbatasan Del Rio, Texas – tetapi penegak hukum dan penduduk mengatakan masalahnya lebih rumit daripada yang diperkirakan Washington.
Rio Grande - adalah sungai yang memisah dua negara dan sangat mudah mencapai sungai itu dari sisi Meksiko, sangat dangkal.
Cory Maddox, Petugas Bea Cukai Amerika dan Pengawal Perbatasan telah mengamati imigran gelap berusaha sekuat tenaga untuk menyeberanginya.
"Mereka menggunakan rakit, mereka akan menggunakan kuda, dan ban dalam mobil, atau mencoba berenang," paparnya.
Sebagian besar dipandu penyelundup menempuh jalur-jalur yang sudah sering digunakan untuk menuju ke sungai itu. Patroli Perbatasan mengamati dari tebing sungei. Tetapi tumbuhan semak yang tebal di bawahnya berbahaya, menyedot panas dan menutupi tanah sampai sejauh 3 kilometer dari pagar yang ada.
Sungai Rio Grande yang memisahkan Amerika dan Meksiko hanyalah salah satu dari kawasan yang dirondai Pengawal Perbatasan - mereka juga melacak penyelundup narkoba di padang pasir dan melakukan tugas pencarian dan penyelamatan di lembah di sekitar Sungai Pecos.
"Ini bukan satu tugas yang cocok untuk semua perbatasan, dan apa yang cocok di satu daerah mungkin tidak cocok bahkan untuk jarak pendek," kata Matthew Hudak.
Membangun pagar cocok untuk daerah perkotaan tetapi di padang pasir, mata dan telinga manusia bekerja paling baik. Ini adalah medan yang mengubah perdebatan tentang tembok yang bersinambung, kata penegak hukum setempat.
"Di daerah saya, saya tidak berpikir perlu ada tembok perbatasan yang bersinambung," kata Sheriff Joe Frank Martinez.
Sheriff Martinez menambahkan, tidak ada bahaya di sini, dan bahwa Presiden Trump akan mendapati kenyataan yang berbeda.
"Orang perlu menginjakkan kaki di perbatasan, dan yang berbicara, perlu tahu apa yang mereka bicarakan," katanya.
Janji Presiden Trump untuk membangun tembok yang kekal masih diperdebatkan di Washington. [sp/al]