Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghentikan sementara pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, menyusul insiden penembakan oleh kelompok yang dijuluki polisi sebagai Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang menewaskan 31 pekerja proyek jembatan itu, dan seorang tentara.
Penghentian pembangunan jembatan akan dilakukan sambil menunggu kondisi di Distrik Yigi kondusif, demikian kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan kementerian itu, Selasa.
Juru bicara kepolisian Papua, Suryadi Diaz, mengatakan, 24 pekerja tewas hari Minggu (2/12) ketika sekelompok orang bersenjata menyerbu proyek pembangunan jembatan itu. Menurut laporan sejumlah saksi mata, kata Diaz, delapan pekerja lain berhasil melarikan diri, namun tujuh di antara mereka berhasil diburu dan dibunuh, seorang lagi masih dinyatakan hilang.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan, aparat gabungan TNI dan Polri yang tengah berupaya menuju lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan barang bukti.
Iqbal mengaku belum dapat memastikan jumlah korban tewas dalam insiden pembantaian tersebut. Informasi awal yang diterima pihak kepolisian menunjukkan, sebanyak 24 orang dibunuh di kamp para pekerja, namun belakangan jumlah itu bertambah menjadi 31 orang, dan seorang tentara juga dilaporkan tewas. Aparat saat ini tengah mengecek kebenaran informasi yang beredar dan akan memastikan angka jumlah korban dalam beberapa jam mendatang.
Sejauh ini, pihak berwenang masih menyelidiki motif penembakan itu. Informasi yang berkembang di kalangan media setempat menyebutkan, mereka dibantai karena memfoto kegiatan upacara peringatan ulang tahun KKSB yang diselenggarakan tidak jauh dari lokasi proyek. Informasi itu mengungkapkan, KKSB mencari pelaku pemotretan itu, namun puluhan pekerja lain terkena akibatnya.
Kodam XVII Cendrawasih mengirim satu kompi pasukan ke Kabupaten Nduga untuk membantu pihak kepolisian. Pasukan ini ditugaskan untuk mengevakuasi para korban yang tewas. [ab]