Rusia menimbulkan ancaman yang lebih besar terhadap keamanan Uni Eropa daripada terhadap pertahanannya, karena Moskow dapat menggunakan imigrasi ilegal dan isu-isu lain untuk melemahkan blok itu, kata PM Italia Giorgia Meloni, Minggu (22/12)
Finlandia menerima para pemimpin Italia, Swedia dan Yunani, serta kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, di Lapland, wilayahnya di bagian utara, pada akhir pekan ini untuk membahas keamanan di kawasan Nordik dan Laut Tengah, selain tantangan migrasi di Eropa selatan.
“Kita harus menyadari ancamannya jauh lebih luas daripada yang kita bayangkan,” kata Meloni pada konferensi pers ketika ditanya mengenai Rusia.
Ancaman terhadap keamanan Uni Eropa dari Rusia atau dari tempat lainnya tidak akan berhenti begitu konflik Ukraina berakhir dan Uni Eropa harus bersiap menghadapi itu, lanjutnya.
“Ini soal demokrasi kita, ini soal mempengaruhi opini publik kita, ini mengenai apa yang terjadi di Afrika, mengenai bahan mentah, mengenai instrumentalisasi migrasi. Kita perlu tahu bahwa ini adalah gagasan keamanan yang sangat luas,” kata Meloni.
Pemimpin pemerintahan konservatif itu mendesak Uni Eropa agar berbuat lebih banyak untuk melindungi perbatasannya dan tidak membiarkan Rusia atau “organisasi kriminal apa pun” mengendalikan arus migran ilegal.
Sebagian anggota Uni Eropa, termasuk Finlandia dan Estonia, telah menuduh Rusia membiarkan migran ilegal dari Timur Tengah dan tempat lain untuk memasuki negara-negara Uni Eropa melalui Rusia tanpa pemeriksaan sepatutnya, sehingga melemahkan keamanan Uni Eropa.
Moskow telah membantah bahwa Rusia sengaja mendorong migran ilegal memasuki Uni Eropa.
PM Finlandia Petteri Orpo mengatakan mengamankan perbatasannya dengan Rusia sepanjang 1.340 km merupakan masalah “eksistensial” bagi Finlandia serta bagi negara-negara anggota Uni Eropa lainnya dan sekutu-sekutu NATO.
Meloni mengatakan Uni Eropa keliru dalam menangani isu imigrasi selama bertahun-tahun dalam hal cara berbagi beban saja.
“Menangani masalah imigrasi ilegal semata-mata sebagai perdebatan berbasis solidaritas merupakan kekeliruan,” ujarnya. “Hasilnya adalah kita tidak mampu melindungi perbatasan kita ... Kita ingin membela perbatasan luar kita dan kita tidak akan membiarkan Rusia atau organisasi kriminal melemahkan keamanan kita.”
Meskipun NATO tetap menjadi “landasan penting” bagi keamanan Uni Eropa, blok itu harus menangani berbagai tantangan yang lebih luas, kata Meloni.
“Keamanan juga berarti infrastruktur penting, bisa berarti kecerdasan buatan, keamanan siber, bahan mentah, rantai pasokan. Ini berarti kebijakan luar negeri dan kerja sama baru yang lebih efektif, ini berarti migrasi,” katanya. [uh/ab]
Forum