Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo kini berada di Arab Saudi, di mana ia diperkirakan akan menuntut keadilan bagi Jamal Khashoggi, wartawan kelahiran Saudi yang dibunuh di Turki. Pompeo tiba di Riyadh hari Minggu setelah singgah di Qatar. Wartawan VOA Zlatica Hoke melaporkan Pompeo mengunjungi kawasan Arab untuk melakukan pembicaraan yang berfokus pada Yaman, Iran dan Suriah.
Sebelum meninggalkan Doha untuk bertolak ke Riyadh, Minggu (13/1), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan ia akan meminta putra mahkota Saudi Pangeran Mohammed Bin Salman agar menuntut pertanggungjawaban mereka yang terkait dengan pembunuhan wartawan kelahiran Saudi, Jamal Khashoggi.
“Kami akan terus mengadakan pembicaraan dengan putra mahkota dan pihak Saudi mengenai dipastikannya pertanggungjawaban secara penuh dan tuntas terkait dengan pembunuhan Jamal Khashoggi yang tidak dapat diterima sama sekali,” kata Mike Pompeo.
Di Riyadh, Pompeo dijadwalkan bertemu para pemimpin Saudi untuk membahas perdagangan, keamanan dan isu-isu regional, termasuk konflik di Yaman dan Suriah serta aktivitas Iran yang menimbulkan ketidakstabilan di kawasan. Sewaktu berada di Qatar, ia mengatakan Amerika Serikat menghendaki diakhirinya kebuntuan yang dihadapi Qatar dengan negara-negara Teluk lainnya dan Mesir. Menurut Pompeo, kebuntuan itu melemahkan aliansi dalam menghadapi Iran.
"Presiden Trump dan saya sama-sama meyakini perselisihan yang sedang terjadi di kawasan ini telah berlangsung berlarut-larut dan perselisihan ini menguntungkan lawan serta merugikan kepentingan bersama kita. Negara-negara kita melakukan tugas penting dan kita memiliki tugas penting untuk melanjutkannya bersama-sama, dan Amerika Serikat berharap para pihak yang terlibat akan melihat kembali manfaat kerja sama dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun kembali persatuan di antara mereka,” imbuhnya.
Sementara itu menteri luar negeri Iran mengunjungi Irak pada hari Minggu untuk menyoroti isu-isu bilateral. Teheran mempersenjatai pemberontak Houthi di Yaman dan mendukung pemerintah Suriah. Negara-negara Arab telah meninggalkan Damaskus karena kekejaman yang dilakukan terhadap oposisi Suriah, tetapi banyak yang kini tampaknya siap memulihkan hubungan bilateral.
“Kami membahas isu-isu regional: perlunya mengembalikan kedaulatan ke seluruh kawasan Suriah dan memerangi terorisme serta mendukung pemerintah Suriah. Kami menyambut baik upaya-upaya pemerintah Irak untuk menormalisasi hubungan antara pemerintah Suriah dan komunitas Arab,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.
Para pejabat Arab diperkirakan akan mengangkat isu rencana penarikan mundur pasukan Amerika dari Suriah, yang dikatakan banyak kalangan akan berdampak negatif, memungkinkan Iran, Rusia dan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad semakin jauh bercokol. [uh/ab]