Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan sangat prihatin karena China telah memilih untuk “secara sewenang-wenang” melakukan hukuman mati terhadap seorang warga negara Kanada.
Pernyataan ini adalah yang paling keras yang disampaikan Trudeau menghadapi sikap China. Trudeau menambahkan bahwa ia “sangat prihatin, sebagaimana juga semua negara di seluruh dunia” karena China memilih menerapkan sistem hukumnya secara sewenang-wenang dan pilihan itu tidak menghormati praktik kekebalan politik yang sudah dikenal sejak lama.
Sebuah pengadilan di China hari Senin (14/1) mengumumkan bahwa mereka telah menjatuhkan hukuman mati terhadap warga negara Kanada, Robert Lloyd Schellenberg, karena tuduhan perdagangan narkoba.
Schellenberg ditangkap lebih dari empat tahun lalu dan pada tahun 2016 dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Tetapi secara tiba-tiba bulan lalu sebuah pengadilan banding menyetujui pandangan tim jaksa yang mengatakan hukuman itu terlalu ringan, dan pengadilan ulang dilakukan hari Senin. Pemberitahuan tentang pengadilan ulang itu baru disampaikan empat hari lalu.
Media-media di China mulai mempublikasikan kasus Schellenberg Desember lalu setelah Kanada pada 1 Desember lalu menangkap Meng Wanzhou, seorang pejabat keuangan perusahaan telekomunikasi raksasa China Huawei, atas permintaan Amerika.
China kemudian menangkap dua warga negara Kanada, yang tampaknya sebagai pembalasan atas penangkapan Meng. Kedua warga itu adalah mantan diplomat Michael Kovrig, dan pebisnis Michael Spavor. Keduanya diduga membahayakan keamanan nasional.
Mantan duta besar Kanada di China Guy Saint-Jacques yakin China tampaknya menginterogasi Kovrig tentang profesinya sebagai diplomat di China dan hal ini jelas melanggar Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik. Ditambahkannya, ada aturan tentang kekebalan diplomatik residual dimana suatu negara tidak diperkenankan menanyai seseorang tentang pekerjaan yang dilakukannya sebagai diplomat. (em)