Para pakar hak-hak asasi manusia (HAM) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Indonesia untuk menyelidiki kasus dugaan penggunaan kekerasan oleh polisi dan TNI di Papua.
Seruan itu muncul setelah beredar video yang menampilkan beberapa anggota polisi menggunakan ular untuk menakut-nakuti seorang tersangka dalam proses interogasi.
“Kami mendesak pemerintah untuk mengambil langkah darurat mencegah penggunaan kekuatan secara berlebihan oleh para anggota polisi dan militer yang terlibat dalam penegakan hukum di Papua,” kata para pakar seperti dikutip oleh Reuters.
"Orang-orang Papua diperlakukan “secara kejam, tak manusiawi dan merendahkan,” tambah para pakar yang juga memasukkan laporan khusus mengenai masyarakat adat dan HAM.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar.
Awal bulan ini, tindakan polisi mengalungkan ular di leher tersangka pencopetan agar dia mengakui perbuatannya memicu kemarahan luas.
Dalam sebuah video yang viral di internet, tampak seorang pria sedang ditanyai mengenai pencurian ponsel. Dalam video tersebut, sang pria duduk dengan tangan terikat di belakang sambil berteriak ketakutan ketika seorang petugas kepolisian menyorongkan ular ke arah wajahnya.
Kepolisian Nasional sudah meminta maaf dan berjanji akan menjatuhkan sanksi disipliner.
Kasus tersebut mencerminkan “pola kekerasan yang meluas, dugaan penangkapan semena-mena dan penahanan, serta metode-metode penyiksaan yang digunakan polisi Indonesia dan militer di Papua,” kata para pakar menambahkan.
Presiden Joko Widodo, yang kembali maju dalam pemilihan presiden April nanti, berjanji akan mengembangkan Papua. Tapi Jokowi juga dikritik karena dianggap tidak banyak membuat kemajuan dalam penyelidikan tuduhan pelanggaran HAM oleh pasukan keamanan di Papua. [ft/au]