Tautan-tautan Akses

Saudi Gunakan UU Anti Terorisme untuk Bungkam Hak-hak Perempuan


Para perempuan Saudi merayakan dihapuskannya larangan mengemudi bagi perempuan oleh pemerintah Arab Saudi, 24 Juni 2018 lalu (foto: ilustrasi).
Para perempuan Saudi merayakan dihapuskannya larangan mengemudi bagi perempuan oleh pemerintah Arab Saudi, 24 Juni 2018 lalu (foto: ilustrasi).

Arab Saudi menggunakan undang-undang anti terorisme untuk membungkam aktivis termasuk perempuan. Dan itu bertentangan dengan hukum internasional yangmenjamin kebebasan berbicara.

Arab Saudi menggunakan undang-undang anti terorisme untuk membungkam para aktivis termasuk perempuan. Dan itu bertentangan dengan hukum internasional yang menjamin kebebasan berbicara. Demikian kata pakar-pakar hak asasi PBB hari Senin (4/3).

Menurut kantor berita resmi Arab Saudi SPA hari Jumat, setelah menyelesaikan penyelidikan kejaksaan umum kerajaan sudah mulai mempersiapkan sidang perkara para tahanan yang oleh kelompok pengamat dikatakan aktivis hak perempuan.

Satu acara panel disebut ‘Saudi Arabia - Time of Accountability’ diadakan hari Senin di sisi sidang Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

UU anti terorisme Arab Saudi bersama peraturan lain ‘luar biasa luas dan luar biasa kabur’ kata Fionnuala Ni Aolain, pelapor khusus PBB tentang melindungi hak asasi sementara menumpas terorisme.

Yang dijerat UU itu termasuk orang yang menganjurkan mogok duduk, protes, mengeluarkan pernyataan rapat atau kelompok. Semua ini sangat berbahaya, katanya.

Saudi Gunakan UU Anti Terorisme untuk Bungkam Hak Perempuan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:28 0:00

UU itu digunakan menyerang dan membatasi langsung hak pembela hak asasi, pemuka agama, penulis, wartawan, akademisi, aktivisi sipil dan semua kelompok ini menjadi sasaran UU itu, kata Ni Aolain.

Michel Forst, pelapor khusus PBB tentang situasi pembela hak asasi mengatakan ia sudah menghubungi pemerintah Arab Saudi di Riyadh selama setahun terakhir sejak terjadi penumpasan. Yang menggusarkan ialah penumpasan itu menyasar pembela hak asasi perempuan, katanya.

"Itu tidak hanya menyangkut perempuan yang terlibat dalam gerakan mengemudi mobil, melainkan semua perempuan. Semua yang ditangkap tidak bisa dihubungi dan tidak bisa berhubungan dan ditahan di lokasi yang tidak diketahui," kata Forst.

Abdulaziz M.O. Alwasil, duta besar Arab Saudi untuk Jenewa mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB hari Jumat bahwa negaranya mematuhi semua standar internasional dan nasional yang terkait dengan hak asasi. (al)

XS
SM
MD
LG