Mulai awal Mei 2019 ini, Indonesia resmi memegang jabatan presidensi atau pimpinan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), di Kantor Pusat PBB, Manhattan, New York. Jabatan ini berlangsung selama satu bulan.
Sejak Januari lalu, Indonesia resmi menjadi anggota tidak tetap DK PBB yang berlaku selama dua tahun.
“Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dimulai pada hari ini (1 Mei) dengan menampilkan beragam corak batik serta hiasan tradisional Indonesia,” kata Dian Triansyah Djani, Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York, melalui siaran pers.
Batik dan berbagai hiasan tradisional Indonesia tersebut, kata Triansyah Djani, menghiasi sejumlah ruangan di DK PBB, termasuk ruang Presiden DK selama bulan ini.
Pada 7 Mei mendatang, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan memimpin langsung debat terbuka untuk mendorong peningkatan pemeliharaan perdamaian dunia.
Sebagai salah satu negara penyumbang pasukan perdamaian terbesar di antara negara anggota Dewan Keamanan lainnya, Indonesia sangat berkomitmen untuk memajukan aspek pelatihan dan pengembangan para personel penjaga perdamaian.
“Tentunya, Indonesia juga akan mengangkat isu Palestina dengan mengadakan Pertemuan mengenai pendudukan ilegal di Palestina, yang menjadi salah satu tantangan terbesar untuk tercapainya solusi antara dua negara,” kata Dubes Triansyah Djani dalam pernyataannya.
Selama Indonesia menjadi pimpinan dalam konferensi Dewan Keamanan PBB, kantor Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) New York juga mengadakan pameran foto bertemakan berinvestasi untuk perdamaian (Investing for Peace). Pameran ini rencananya akan dibuka oleh Menlu RI dengan menampilkan acara budaya tradisional Indonesia. [nr/op]