Tautan-tautan Akses

Penjabat Menhan AS Lakukan Lawatan ke Asia


Penjabat Menteri Pertahanan Amerika Pat Shanahan melawat ke Asia, termasuk Indonesia (foto: dok).
Penjabat Menteri Pertahanan Amerika Pat Shanahan melawat ke Asia, termasuk Indonesia (foto: dok).

Penjabat Menteri Pertahanan Amerika Pat Shanahan mengatakan China tetap menjadi prioritas utama pertahanan, tetapi pesan itu bisa jadi tidak tulus selagi ia melakukan perjalanan ke Asia sementara ancaman Iran membayangi rencana Amerika untuk berfokus pada pesaing kekuatan besar.

Berbicara kepada wartawan dalam perjalanan ke Jakarta hari Rabu, penjabat Menteri Pertahanan Amerika Pat Shanahan mengatakan, ancaman di Timur Tengah dan Korea Utara akan "menyita waktu," tetapi Amerika tidak boleh lengah terhadap kekuatan militer China yang berkembang.

Shanahan melakukan apa yang pejabat-pejabat sebut sebagai "perjalanan mendengarkan" ke wilayah Asia-Pasifik untuk meyakinkan sekutu mengenai komitmen Amerika bagi mereka. Shanahan akan menyampaikan pidato utama tentang situasi militer Amerika di Asia, dengan fokus khusus pada China, dalam forum pertahanan tahunan Shangri La di Singapura akhir pekan ini.

Dalam forum tersebut, penjabat menteri pertahanan Amerika itu diperkirakan akan bertemu Menteri Pertahanan China Wei Fenghe. Shanahan mengatakan ia akan menyebut bidang-bidang kerja sama dengan China dan secara terbuka menunjukkan isu-isu yang tidak disetujui China dan Amerika.

Kedua negara terlibat perang dagang sementara militer mereka terus bersaing mendapatkan pengaruh di wilayah tersebut.

Militer Amerika telah melakukan beberapa operasi kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan dalam beberapa pekan ini untuk mendukung jalur universal melintasi perairan internasional yang diklaim secara kontroversial oleh China. Kapal-kapal militer Amerika juga telah transit melalui Selat Taiwan yang strategis setidaknya sebulan sekali sejak awal tahun ini.

Amerika mendukung Taiwan yang berpemerintahan sendiri, tetapi diklaim China sebagai miliknya.

Awal bulan ini, Shanahan menyebut pembangunan militer secara agresif, pencurian teknologi dan subversi hukum internasional oleh China sebagai keprihatinan utama.

Markas besar militer Amerika, Pentagon, menyebut China sebagai "pesaing yang hampir seimbang," tetapi Bradley Bowman, pakar pertahanan pada Yayasan untuk Pertahanan Demokrasi, mengatakan istilah itu dengan cepat menjadi "usang."

Menurut Bowman, dalam banyak bidang, kemampuan China kini sebaik atau lebih baik dari Amerika. Ia tidak tahu apa jadinya bila Amerika saat ini berperang dengan China.(ka)

XS
SM
MD
LG